Bagikan:

BOGOR - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan apresiasi pemerintah terhadap upaya-upaya individu maupun organisasi kemasyarakatan dalam memperluas kesempatan belajar dan akses pendidikan untuk anak-anak, khususnya melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Hal ini disampaikan Moeldoko yang datang secara langsung ke PKBM Bakti Nusa di Kab. Bogor, untuk mengukuhkan kelulusan para peserta didik setara SMA/SMK yang mengikuti program sekolah gratis paket A, B dan C.

"Atas nama pemerintah, Saya menyampaikan apresiasi dan rasa hormat kepada semua personil yang terlibat dalam PKBM karena kontribusi besar kalian pada negara,” kata Moeldoko, Kamais 4 Agustus.

Indonesia menduduki posisi ke-87 dari 132 negara pada Global Innovation Index tahun lalu. Sedangkan dalam Human Development Index, Indonesia menempati ranking 107 dari 185 negara. Ini artinya perkembangan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia masih cukup tertinggal.

Namun menurut Moeldoko, pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu menempatkan isu pembangunan SDM, termasuk akses pendidikan, sebagai isu prioritas.

“Pemerintah sangat peduli memperbaiki SDM dalam negeri. Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh karenanya, partisipasi publik diharapkan mampu menyelesaikan hal-hal yang masih belum terjangkau,” kata Moeldoko.

“PKBM dapat menjamin akses pendidikan bagi anak-anak yang atas alasan atau situasi tertentu tidak bisa mengikuti program sekolah formal. Jika inisiatif baik seperti ini diterapkan dimana-mana, tentu ini akan membantu menaikkan indeks-indeks tadi,” imbuhnya.

Sementara itu, siswi-siswa lulusan program sekolah gratis PKBM Bakti Nusa mengaku bangga dan bersyukur atas kesempatan belajar yang telah diberikan. Salah satunya Mahesa, yang bercita-cita menjadi ahli pemetaan (kartografer).

“Dulu saya putus sekolah karena tidak ada biaya. Selain itu juga ada faktor kenakalan remaja. Tapi setelah ikut program kejar paket C gratis, saya termotivasi untuk jadi pemuda yang ingin berkembang,” kata Mahesa.

Moeldoko yang juga berbincang dengan para peserta didik turut menyemangati dan memberikan motivasi. Berangkat dari fakta bahwa seorang Jenderal (Purn.) Moeldoko terlahir dari seorang petani miskin di Kediri, Jawa Timur, menunjukkan bahwa lingkungan yang sulit tidak menjadi penghalang untuk meraih mimpi besar.

“Kalau dulu nakal, ya gak apa. Biasa, kan? anak muda. Tapi gak boleh berkelanjutan. Kalau tidak segera mulai belajar sungguh-sungguh, nanti ketinggalan. Jadi anda diberi kesempatan untuk belajar, maka jangan berhenti belajar,” kata Moeldoko.

“Kalian, anak-anak saya, tidak usah takut, tidak usah ragu, tidak usah pesimis, kalian bisa jadi apapun sepanjang kalian punya semangat,” pungkasnya.