Produktivitas Benih Padi Tinggi, Varietas M70D Diharapkan Menyejahterakan Petani
Ilustrasi perawatan mudah dan produktivitas tinggi padi varietas M70D yang diharapkan menyejahterakan petani (Freepik/Wirestock)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Benih padi varietas M70D, paling cepat bisa panen selama 70 hari. Berbeda dengan jenis varietas benih lain yang panen antara 90-110 hari. Kelebihan lainnya, benih ini juga tahan hama serta beras hasil panen enak jika ditanak.

Melihat kelebihan tersebut, varietas benih dengan produktivitas tinggi diharapkan dapat menyejahterakan petani. Selain juga dapat berpotensi lebih solutif dari masalah kelangkaan bahan pokok. Padi M70D merupakan hasil penelitian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang diketuai oleh Jendral (Purn) Dr Moeldoko, S. Ip..

Pada tahun 2019, untuk pertama kalinya panen di lahan seluas 25 hektar di Desa Curug, Kecamatan Klari. Dalam uji coba penanaman varietas ini, setidaknya terlibat 37 orang petani tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani ‘Saluyu’. Melansir Kompas, Rabu, 3 Agustus, Ketua Umum HKTI, Moeldoko, mengatakan bahwa jenis padi M70D merupakan pengembangan dari M400. Padi M400 merupakan padi yang menghasilkan 400 bulir setiap rumpunnya. Berbeda dengan padi pada umumnya sekitar 100-150 bulir.

Padi varietas M70D, juga telah diuji-tanam di sejumlah daerah di Indonesia. Seperti Buleleng dan Gianyar, Provinsi Bali, Sukabumi, Jawa Barat, dan kawasan lain di dataran rendah maupun dataran tinggi.

potensi hasil padi m70d
Ilustrasi perawatan mudah dan produktivitas tinggi padi varietas M70D yang diharapkan menyejahterakan petani (Freepik/Jcomp)

Dinamakan M70D, berasal dari Moeldoko 70 Days, yang merupakan benih varietas unggul yang telah diteliti selama kurang lebih empat tahun. Hasil dari panen mencapai 8 ton per hektar dengan waktu panen lebih cepat, atau dalam waktu paling cepat selama 70 hari.

Produktivitas varietas M70D tergolong tinggi. Karena bisa panen cepat, maka setiap tahun para petani dapat menanam padi setidaknya tiga kali. Tutur Moeldoko, peningkatan produksi tersebut dapat semakin menyejahterakan petani.

Riset pengembangan produktivitas benih padi M70D yang telah dilakukan memperhatikan sejumlah aspek. Diantaranya memperhatikan uji organoleptik atau uji sensori beras yang dihasilkan. Menurut Moeldoko lebih lanjut, hasil pengembangan sehebat apapun, harus mengikuti dengan selera atau lidah masyarakat yang mengonsumsi.

Perawatan padi varietas M70D tergolong mudah. Petani tidak memerlukan pupuk banyak karena cukup kuat terhadap hama wereng dan virus tungro. Dilansir Tani Makmur Nusantara, benih M70D merupakan hasil persilangan dari padi genjah rawe malang dengan cempo banyuwangi. Cara menanam padi M70D, direkomendasikan untuk menanam dengan mengunggulkan pupuk organik. Pada usia 10, 25, dan 45 hari, diberi pupuk NPK. Pada usia 45 hari, bisa ditambahkan pupuk daun yang mengandung banyak phospat dan kalium.