Bagikan:

YOGYAKARTA – Kelangkaan bahan pokok, mendorong berbagai sektor pemerintahan bekerja untuk mengatasinya. Secara langsung, masyarakat mengalami efeknya. Solusinya mempercepat masa panen bahan makanan pokok, seperti padi.

Kepala Staf Kepresidenan dan Ketua Umum DPP HKTI (Himpunan Kerukuran Tani Indonesia), Jendral TNI (Purn) Dr Moeldoko, S.Ip. menginisiasi benih padi yang lebih pendek masa tanam dan bisa panen dalam 70 hari. Benih unggulan tersebut disebut dengan M70D.

Sejak tahun kemarin, benih padi unggulan ini ditanam dan di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Buleleng, Gianyar, dan Sukabumi. Pada Maret 2022, di Desa Singapadu Kaled, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, memanen di tanah seluas 40 are. Panen dihadiri langsung oleh Dr Moeldoko bersama I Made Edi Irawan, Ketua DPP HKTI Provinsi Bali.

Pada momen tersebut, Moeldoko memaparkan kelebihan serta keunggulan benih padi M70D. Benih padi ini, pertama, dapat panen dalam waktu lebih pendek. Jika benih padi lainnya membutuhkan waktu lebih dari 90 hari untuk panen, benih M70D dapat dipanen dalam waktu antara 70-75 hari.

M70D, moeldoko, panglima tani
Ilustrasi benih padi M70D sebagai solusi kelangkaan beras (Unsplash/Alok Shenoy)

Keunggulan kedua dari benih ini, tidak mudah terserang hama. Beberapa tahap riset yang dilakukan menguji coba ketahanan padi M70D terhadap serangan hama. Di mana hama merupakan faktor yang kerap tak bisa diperhitungkan. Oleh karena itu, memilih benih padi yang tahan terhadap serangan hama menjadi solusi gagal panen.

Selanjutnya, riset panjang dalam menciptakan benih unggulan M70D membuahkan hasil panen yang cukup banyak. Apabila ditanam di lahan pertanian seluas satu hektar, bisa mendapatkan hasil panen padi mencapai 8 ton. Kelebihan lainnya, beras yang ditanak memiliki rasa yang lezat serta pulen.

Benih padi unggulan ini bertajuk M70D bukan tanpa alasan. Moeldoko menjalani risetnya sendiri dengan keunggulan yang dianggap solutif atasi kelangkaan beras, yaitu panen dalam waktu singkat atau selama 70 hari.