Bagikan:

JAKARTA - Nama varietas padi M70D saat ini sedang naik daun. Pasalnya, benih padi unggulan yang dikembangkan oleh Kepala Staf Kepresidenan dan Ketua Umum DPP HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), Jendral TNI (Purn) Dr Moeldoko, S.Ip. ini punya masa panen yang lebih singkat dari varietas lain. Jika benih padi lainnya membutuhkan waktu lebih dari 90 hari untuk panen, benih M70D dapat dipanen dalam waktu antara 70-75 hari saja.

Pada masa uji coba, varietas padi M70D berhasil mencapai 9,6 juta ton/ha, dengan masa tanam hanya 63 hari setelah tanam. Jadi, Padi M70D ini bisa dipanen empat kali tiap tahunnya. Melihat keunggulan utama padi yang menguntungkan, tak heran jika banyak petani yang tergiur menanam padi varietas M70D ini.

Lagipula, cara penanamannya pun terbilang mudah. Padi M70D atau padi Moeldoko 70 Days ini bisa ditanam dengan teknik hazton. Melansir Pertanian Pontianak Kota, Selasa, 2 Agustus, teknologi hazton adalah cara bertanam padi dengan menggunakan bibit tua yang berumur 25-35 hari setelah semai. Dengan jumlah bibit padat yaitu 20-30 hari bibit per lubang tanam.

Setelah ditanam, padi M70D harus diberi pupuk organik berdasarkan saran HKTI. Pemberian pupuk dilakukan pada saat padi berusia 10, 25, dan 45 hari. Pada saat usia 45 hari, pupuk organik bisa dibantu dengan pupuk daun yang mengandung banyak phospat dan kalium. 

Untuk perawatan padi dilakukan sama halnya dengan perawatan padi varietas lain. Usahakan agar padi terhindar dari penyakit, virus, dan gulma. Jika terlihat ada benih seperti hama wereng ataupun virus, sebaiknya segera dibasmi sebelum menjadi banyak. Pun, bersihkan gulma secara teratur agar hasil panen membaik.

Untuk masa panen bisa dilakukan di usia padi 70 hari. Tapi di daerah dingin seperti dataran tinggi, waktu panen berlangsung lebih lama yakni mencapai 85 hari. Meski memakan waktu 15 hari lebih lama dari waktu normal, tapi tetap saja masa panen padi Moeldoko ini lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis padi lainnya.