JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua mengirim tim untuk menyusun penanganan lebih lanjut terkait bencana alam embun beku yang menerjang Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua.
Kepala BPBD Papua Wiliam Manderi mengatakan, tim yang diterjunkan itu akan melaporkan kepada pihaknya terkait mitigasi dan sejumlah hal yang diperlukan.
Sebab itu, kata dia, BPBD Papua belum memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana tersebut.
"Kami masih menunggu hasil laporan staf yang ke Kuyawage untuk memastikan langkah selanjutnya yang akan diambil," kata dia di Jayapura, Papua, dikutip dari Antara, Rabu 3 Agustus.
Tim berjumlah dua orang itu telah diberangkatkan ke Wamena. Selanjutnya menempuh perjalanan ke Tiom, dan bersama BPBD Lanny Jaya kembali melanjutkannya ke Kuyawage.
Dia menjelaskan, untuk mencapai Kuyawage hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat kecil.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, Wiliam menuturkan bencana embun beku di Kuyawage membuat 548 kepala keluarga terdampak.
Sedangkan jumlah korban jiwa sementara ini empat orang meninggal, dengan dua di antaranya anak-anak.
Wiliam memastikan, hingga saat ini tidak ada masyarakat yang mengungsi.
BACA JUGA:
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Hendro Nugroho secara terpisah meminta masyarakat dan Pemkab Lanny Jaya waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem diharapkan dibangun lumbung untuk menyimpan makanan agar saat kemarau masyarakat tidak mengalami krisis bahan pangan.
Pihaknya baru mendapat laporan terjadinya embun beku di Kabupaten Lanny Jaya setelah BPBD Papua pada tanggal 29 Juli lalu.
Embun beku dan kemarau di wilayah Lanny Jaya terjadi di Kampung Kuyawage, Kampung Luarem, dan Jugu Nomba.
"Kondisi tersebut mengakibatkan masyarakat mengalami kelaparan karena hasil bercocok tanam mengalami gagal panen," tandasnya.