Kata Polisi Tiga Anak Telantar di Tambora Jakbar Tak Pernah Diminta Mencuri tapi Mengamen Sendiri
Anak telantar di Pasar Tambora, Jakarta Barat (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Polres Metro Jakarta Barat memastikan kabar tiga anak telantar di jembatan Pasar Pagi Tambora, Jakarta Barat diduga dieksploitasi sebagai informasi tidak benar.

“Berdasarkan pengecekan terkait tiga anak yang mengaku dieksploitasi itu tidak benar,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi dikutip Antara, Kamis, 12 November.

Menurut dia, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat telah memeriksa ketiga anak tersebut di Gedung Olah Raga (GOR) Cengkareng. RR (10) menurut Arsya tidak memiliki tempat tinggal, sedangkan RM (9) dan N (5) kabur dari rumah. Mereka mengamen dan memulung untuk bertahan hidup.

“Jadi tidak ada yang menyuruh dan hasilnya digunakan untuk keperluan seperti makan, minum dan susu serta membeli gitar untuk mengamen,” kata dia.

Selain itu, ketiga anak itu disebut memotong rambutnya sendiri. Sebelumnya dua dari tiga anak telantar di jembatan Pasar Pagi Tambora yang sempat diamankan sementara di GOR Cengkareng, Jakarta Barat yakni RM (9) dan N (5) telah kembali ke orang tuanya di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sedangkan RR (10) rencananya akan dibawa ke panti sosial anak karena yang bersangkutan telah yatim piatu.

Pengakuan Anak Telantar

Tiga anak telantar yang ditemukan di kolong jembatan Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat mengaku mengalami kekerasan fisik oleh koordinatornya bila tidak mencuri.

“Kekerasan fisik dari yang menyuruh menurut pengakuan memang ada,” ujar petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Amelia Saputri di Jakarta, dilansir Antara, Rabu, 11 November.

Tiga bocah yang ditangani petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Barat yakni anak laki-laki berinisial RR (10) dan adik laki-lakinya RM (9), serta anak perempuan berinisial N (5).

RR yang kini diamankan di GOR Cengkareng, Jakarta Barat, mengaku dipaksa mencuri oleh dua orang pemuda yang menjadi koordinatornya. Namun karena aksinya gagal sehingga mendapat kekerasan fisik.

“Pernah disuruh nyolong motor mainan, ketahuan CCTV, kalau enggak mau maling ditinggalin, terus digebukin. Pernah digebukin di tempat gelap,” ujar RR di Jakarta, Rabu.

Tak hanya itu, RR juga dipotong rambutnya jika tidak mengindahkan suruhan dari dua pemuda jalanan dengan tato bintang di pelipisnya.