JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan penyakit cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. DPR RI mengimbau pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk meningkatkan kewaspadaan penyebaran penyakit tersebut meski saat ini belum ditemukan di Indonesia.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, meminta Kemenkes untuk melakukan komunikasi secara intens guna menghadapi penyakit cacar monyet ini.
"Saat ini memang kasus cacar monyet masih belum ditemukan di Indonesia, namun pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan mengingat penyebaran sudah belasan negara," ujar Charles kepada wartawan, Senin, 25 Juli.
Charles menilai, kewaspadaan tersebut juga harus dilakukan Indonesia dengan berkomunikasi ke negara lain dan WHO. Sebab, kasus cacar monyet diprediksi juga akan terjadi di Indonesia.
"Kementerian Kesehatan harus melakukan komunikasi secara intens dengan otoritas kesehatan negara-negara lain dan WHO untuk mengetahui perkembangan penularan penyakit ini," tegas Charles.
"Selain itu protokol penanganan pasien sudah harus disiapkan. Cepat atau lambat penyakit ini kemungkinan akan ditemukan juga di Indonesia di masa yang akan datang," sambung politikus PDIP itu.
BACA JUGA:
Selain berkomunikasi dengan WHO serta negara-negara yang telah terjangkit, menurut Charles, pemerintah juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Jangan sampai, kata dia, ada simpang siur dan keributan di masyarakat mengenai informasi penyakit ini.
"Komunikasi publik pemerintah terkait dengan penyakit cacar monyet juga harus dilakukan secara hati-hati dan akurat agar tidak menimbulkan kepanikan di publik. Masyarakat juga harus diberikan informasi agar siap menghadapi penyakit cacar monyet apabila penularan ditemukan di dalam negeri," kata Charles.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan hingga kini kasus cacar monyet (monkeypox) belum ditemukan di Indonesia.
"Saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang ditemukan," kata Sesditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Minggu, 24 Juli.
Meski begitu, Kemenkes mulai melakukan sejumlah pencegahan usai pengumuman WHO. Salah satunya meningkatkan surveilans atau pengawasan melalui kantor kesehatan pelabuhan.
"Peningkatan kapasitas surveilans melalui kantor kesehatan pelabuhan untuk mencegah masuknya monkeypox," ucapnya.
Selain itu, tambah Nadia, Kemenkes juga akan memperkuat pengawasan di masyarakat serta mendeteksi dini satwa liar seperti tupai, tikus gambia, monyet dan kera.