Penjemput Rizieq Shihab Berkerumun, Satgas COVID-19: Seluruh Masyarakat Harus Punya Kepedulian
Rizieq Shihab tiba di Petamburan (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Massa penjemput Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mendapat sorotan dari berbagai pihak. Apalagi epidemiolog menilai, kerumunan yang terjadi saat massa menjemput Rizieq berpotensi menimbulkan klaster baru penyebaran COVID-19.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta semua pihak seharusnya punya kepedulian terhadap pandemi COVID-19. Sebab, virus ini tidak terlihat dan mereka yang terjangkit kerap tidak menunjukkan gejala apa pun.

"Saya imbau bagi seluruh elemen masyarakat agar memiliki kepedulian bahwa kita masih berada dalam kondisi pandemi COVID-19," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 10 November.

"COVID-19 adalah virus yang tidak terlihat dan penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak terlihat. Sehingga tidak semua orang memiliki gejala pada saat awal terkena," imbuhnya.

Dia meminta masyarakat untuk menaati protokol kesehatan mencegah COVID-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Hal ini harus dilakukan setiap orang tanpa terkecuali.

Sebab, jika masyarakat tidak menjalankan protokol kesehatan ini mereka berpotensi terjangkit virus yang bisa menyerang siapa pun. 

"Kelalaian atau pun ketidakpedulian terhadap kondisi ini serta terhadap protokol kesehatan dapat membahayakan nyawa manusia," tegasnya.

"Tidak hanya diri kita namun keluarga di rumah dan juga orang yang berada di sekitar kita," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, massa penjemput  Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang berjubel di Bandara Soekarno-Hatta saat pandemi COVID-19 menjadi sorotan epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman. 

Melihat banyaknya massa yang berkumpul tanpa mengindahkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti menjaga jarak dan memakai masker di tengah kerumunan, dia menilai sangat mungkin akan terjadi klaster COVID-19 nantinya.

"Setiap kerumunan massa padat seperti itu, keramaian massa seperti itu di mana kondisi belum terkendali ditandai dengan positivity rate yang secara nasional masih di atas 10 persen termasuk di Jakarta, belum lima persen dan kita tidak tahu dari mana saja yang datang, ya, tentu ini sangat amat mungkin terjadi klaster," kata Dicky kepada VOI, Selasa, 10 November.

Jika ke depan ada pihak yang lantas berdalih mengatakan setelah kerumunan ini tidak ditemukan klaster, dia lantas mengingatkan, klaster penyebaran COVID-19 itu bukannya tidak ada melainkan tidak terdeteksi karena rendahnya pengujian. "Jadi (berkerumun, red) ini bukanlah hal yang aman, tidak," tegasnya.

Dia menyebut rendahnya intervensi terhadap COVID-19 melalui pengujian hingga pelacakan kasus setelah terjadi kerumunan massa seperti ini juga akan berpotensi menimbulkan ledakan kasus tinggi di masyarakat. Apalagi, di tengah masyarakat saat ini banyak terjadi penyebaran virus melalui orang tanpa gejala. 

Hal ini yang kemudian membuat kurva di Indonesia bukannya mendatar malah semakin tinggi.

"Karena intervensi 3T (Tracing, Testing, Treatment) dan 3M (Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, dan Memakai Masker) ini enggak bersinergi untuk bisa melandaikan," ujarnya.

Diketahui, Rizieq tiba di Indonesia setelah 3 tahun lebih berada di Arab Saudi. Rizieq Shihab disambut massa penjemput yang memenuhi area Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Dilihat dari live streaming akun YouTube Front TV, Rizieq Shihab kembali ke Indonesia bersama keluarga. Sementara massa penjemput memenuhi semua sisi kawasan terminal kedatangan dari rute internasional.

Tampak juga ada barisan yang membentuk pagar untuk memberi jalan kepada Rizieq Shihab dari terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Massa penjemput Rizieq Shihab sudah bergerak sejak dini hari tadi. Dilaporkan terjadi kemacetan total arah menuju Bandara Soekarno-Hatta pagi ini.

Calon penumpang bahkan dilaporkan harus berjalan kaki sekitar 1 kilometer karena kendaraan tak bisa bergerak. Selain berkerumun di sekitar bandara, massa juga berada di kediaman Imam Besar FPI itu di kawasan Petamburan, Jakarta.

Mereka juga menggelar ibadah zikir, salawatan, dan berdoa untuk keselamatan Habib Rizieq selama dalam perjalanan.