Bagikan:

JAKARTA - Deputi II Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotan (BPOKK) Partai Demokrat Jemmy Setiawan mengaku menerima uang dari Bupati Penajam Paser Utara nonaktif Abdul Gafur Mas'ud sebesar Rp50 juta.

Pemberian dilakukan melalui supir dan dimasukkan ke dalam kotak pensil berkelir merah.

Pengakuan ini disampaikan Jemmy dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Samarinda pada hari ini, Rabu, 20 Juli. Dia dihadirkan sebagai saksi terkait dugaan suap pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pemberian uang terjadi pada malam hari, hanya saja Jemmy tak memerinci waktu pastinya. Namun, dia ingat uang diberikan kepada supir Abdul Gafur.

"Saya baru ingat, bahwa saya dihubungi intinya beginilah, pak, dalam pesannya itu, 'izin bang, menghadap, bertemu. Ada pesan dari Pak Gafur'," kata Jemmy dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Samarinda, Rabu, 20 Juli.

Ajakan tersebut kemudian ditolak Jemmy. Namun, supir Abdul Gafur itu terus menerus menghubunginya yang kemudian diiyakan untuk bertemu di rumahnya.

"Di situlah dia (mengatakan, red), 'ada titipan dari Pak Gafur. Semoga cepat sembuh'. Udah itu saja," ujarnya.

"Apa itu titipannya, Pak, bisa dijelaskan?" tanya jaksa penuntut KPK.

"Uang, Pak. Cash," jawab Jemmy.

"Berapa jumlahnya?" tanya JPU KPK lagi.

"Rp50 juta, Pak. Seingat saya. Seingat saya, Rp50 juta," ungkapnya.

Jemmy membantah adanya pemberian sebesar Rp100 juta. Dia menegaskan uang yang diterimanya hanya Rp50 juta.

"Saya bilang tidak mungkin, Pak, Rp100 juta. Karena itu diberikan dalam kotak pensil," tegasnya.

"Kotak pensi warna merah dan saya ingat, saya tidak membukanya. Saya bilang terima kasih dan saya langsung serahkan kepada orang saya. Karena saya di situ (di rumah, red) ada tamu, Pak," sambung Jemmy.

Jemmy mengatakan pemberian itu terjadi lima bulan sebelum Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Kalimantan Timur. Namun, dirinya membantah pemberian ini berkaitan.

Penyebabnya, dia menerima konsultasi bukan hanya dari Abdul Gafur tapi dari semua pihak. Termasuk, kandidat calon DPD yang akan maju di Musda Partai Demokrat Kalimantan Timur.

"Semua kandidat pak, semua kandidat berkonsultasi. Kan ditanya satu, syarat administrasi apa saja, harus mengumpulkan apa saja. Kan itu kan BPOKK yang paham pak," ujarnya.

Jemmy menegaskan uang tersebut digunakan untuk membayar dokter. Penyebabnya, dia saat itu sedang sakit.

"Saya tadi kan sudah jelaskan. Saya sakit, pak," tegasnya.

"Ya, saya untuk keperluan saya lah, pak. Keperluan saya," pungkas Jemmy.