Bagikan:

JAKARTA - Istri Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Seno Sukarto atau Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, Sri Suparti (78) mengaku bila suaminya telah didatangi pihak kepolisian pada Rabu, 13 Juli, sekiranya pukul 21.00 WIB.

"Semalam (Rabu, 13 Juli didatangin polisi)," kata Sri saat ditemui di depan rumahnya, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Juli.

Sri menjelaskan kedatangan sejumlah anggota kepolisian ke rumahnya untuk mereka meminta izin untuk menemui suaminya.

"Kan, minta izin dari mabes kan, ke sini harus izin," katanya.

Saat ditanya soal kedatangan anggota polisi ke rumahnya, Sri mengatakan suaminya menyambut dengan baik.

"(Kata bapak-red) Ya, gapapa, kalau memang perlu ya monggo," ucapnya.

Selain itu, lanjut Sri, ketua RT tidak dapat ditemui dan memberikan keterangan.

"Untuk sementara bapak ini, kayanya sama aja kaya kemarin-kemarin, engga ada yang baru," tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Seno Sukarto selaku Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, merasa geram atas kinerja jajaran Polri yang menangani kasus baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Pasalnya, sampai Rabu, 13 Juli ini, kakek pensiunan pejabat tinggi di Kepolisian itu belum mendapatkan informasi apapun dari pihak kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan hingga Mabes Polri terkait kejadian yang terjadi di wilayahnya.

Kakek berusia 84 tahun itu mengaku kesal lantaran dirinya sebagai Ketua RT di Komplek Polri Duren Tiga merasa tidak dihargai.

Padahal, Irjen (Purn) Seno Sukarto tercatat pernah menjabat sebagai Kapolda di Sumatera sebanyak 2 kali.

"Saya ini dianggap apa sih? Ini maaf saja ya. Saya ini Inspektur Jenderal loh. Saya ini Jenderal meskipun RT. Saya juga sesalkan, kenapa kok saya sebagai RT tidak dilapori ada kejadian itu, itu saja," tegas alumni Akpol angkatan ke-9 Rajawali itu kepada VOI di kediamannya, Rabu, 12 Juli, sore.

Sejak awal kejadian baku tembak pada Jumat, 8 Juli, Seno sebagai Ketua RT setempat tidak diinformasikan adanya peristiwa berdarah itu. Kemudian saat dilakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) pada Jumat, 8 Juli, malam, Seno juga mengaku tidak mengetahui karena tidak ada laporan.

Beberapa kegiatan Kepolisian yang dilakukan di TKP hingga terakhir, Puslabfor dan Tim Inafis Bareskrim Polri kembali mendatangi TKP rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Ketua RT yang juga mantan Kapolda itu masih tidak mendapatkan kabar atau informasi perihal kegiatan di wilayahnya itu.

"Sampai sekarang aja, saya ketemu aja engga. Terus terang aja, saya kesal tidak dihargai," geramnya.

Meski dirinya saat ini hanya sebagai pengurus RT di Komplek Polri Duren Tiga, Seno mengatakan jabatan terakhir dirinya sebagai Asrena Kapolri dengan pangkat terakhir sebagai Irjen.

"Jadi saya sangat tersinggung juga dalam hal ini. Terang - terangan saja saya. Sama sekali tidak ada laporan. Jabatan terakhir saya (sebagai) Asrena Kapolri (Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran) dengan pangkat Irjen (bintang dua), sama dengan Sambo," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, pada Jumat, 8 Juli sekitar pukul 17.00 WIB, Brigadir Nopryansah Josua Hutabarat ditemukan tewas bersimbah darah di dekat tangga di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga.