Zulhas Kampanyekan Anak Sembari Bagi Migor Seperti Jokowi kepada Menantunya, Demokrat Disemprot Ruhut: Partai yang Pernah Kubesarkan Kadernya Punya Banyak Kutil di Otak
Mendag Zulkifli Hasan alias Zulhas bersama warga yang membeli minyak goreng (migor) pemerintah merek Minyakita. (dok Kemendag)

Bagikan:

JAKARTA - Politikus Ruhut Sitompul merespons pernyataan Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani yang menyamakan momen Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) di Lampung seperti tindakan Presiden Jokowi terhadap anaknya.

Mantan politikus Partai Demokrat itu mengaku geram dengan perkataan Kamhar. Saking kesalnya, Ruhut bilang banyak kader dari partai yang pernah dibesarkannya itu bertindak seperti orang yang memiliki "kutil di otak".

"Aku sedih banget membaca ini, mengapa ya partai yang pernah Aku besarkan eh sekarang keder-kadernya pada banyak kutil di otaknya ha ha ha. Aku terpaksa tertawa termehek mehek. MERDEKA," kata Ruhut dalam akun Twitternya, @ruhutsitompul, dikutip Kamis 14 Juli.

Sejumlah kalangan mamang menilai tidak etis tindakan Zulhas ketika turun ke salah satu pasar tradisional di Bandar Lampung pada Sabtu, 9 Juli.

Pasalnya Ketua Umum PAN itu membagikan minyak goreng (migor) gratis milik pemerintah bermerek Minyakita sembari mengkampanyekan anaknya Futri Zulya Savitri yang maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menjadi salah satu yang mengkritik tindakan Zulhas. Dia menilai tindakan Zulhas sebagai pejabat negara, terlebih sekelas menteri sangat memalukan.

Menurut Kamhar, Zulhas lebih mengutamakan kepentingan pribadi di atas tugas utamanya sebagai Mendag.

Meski demikian, Kamhar menilai tindakan Zulhas kepada putrinya di Lampung tidak jauh berbeda dengan yang pernah dilakukan Presiden Jokowi terhadap menantunya.

"Apa yang dilakukan Pak Zulhas sejatinya tak berbeda dengan yang dilakukan Pak Jokowi terhadap anak dan menantunya. Bedanya Pak Zulhas memakai tangannya sendiri sementara Pak Jokowi menggunakan tangan para pembantunya. Ini menjadi contoh buruk dalam ikhtiar pendewasaan demokrasi oleh penguasa," ujar Kamhar dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis 14 Juli.