JAKARTA - Pada Jumat, 8 Juli sekitar pukul 17.00 WIB, Brigadir J anggota kepolisian dari Jambi tewas ditembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Saat kejadian, menurut dari kesaksian Marjuki, salah satu satpam di lokasi Komplek Polri Duren Tiga, pada Jumat, 8 Juli, kemarin, dirinya mendengar suara mirip letusan petasan. Namun karena suasana pada Jumat kemarin itu mau menjelang malam takbir, Marjuki tak menggubris suara itu.
"Saya kan dengernya kaya suara petasan, saya kira kan memang mau takbiran itu toh. Kan memang sebagian takbiran itu, ada yang tanggal 10 ada yang tanggal itu," ujarnya kepada VOI, Selasa, 12 Juli.
Marjuki mengaku dirinya sempat mendengar suara seperti petasan itu saja. Namun ia tidak merinci asal suara letusan itu berasal.
"Ada beberapa, cuma jumlahnya kita ga engeh karena kita juga (mengira) 'oh ada petasan kirain takbiran'," ujarnya.
Marjuki menjelaskan, tradisi di komplek Polri setiap malam takbir dan tahun baru kerap membunyikan petasan. Untuk itu, dirinya tidak menaruh rasa curiga pada hari tersebut.
"Jadi kita gak tau, tau-tau polisi banyak. Kirain bapak pimpinan yaudah, kirain bapak ada acara atau apa karena kan disini pejabat udah biasa," ucapnya.
BACA JUGA:
Menurut Marjuki, Irjen Ferdy Sambo jarang mendatangi rumah dinas tersebut. Hanya sesekali, Irjen Ferdy mendatangi rumah dinasnya itu.
"Bapak (Irjen Ferdy Sambo) jarang, bapak ibu jarang, cuma memang kadang kesini. Yang jaga rumah ada, sesekali aja (Irjen Ferdy Sambo) menengok (melihat) rumah dinasnya. Namanya rumah takut ada kerusakan," paparnya.
Marjuki baru mengetahui adanya kejadian penembakan setelah kasusnya viral di media sosial dan media massa.