Dibawa Sukhoi Su-30SM, Rusia Disebut Bakal Gunakan Rudal Supersonik Krypton untuk Operasi Militer di Ukraina
Ilustrasi jet tempur Sukhoi Su-30 SM Rusia. (Wikimedia Commons/Евгений Половодов)

Bagikan:

JAKARTA - Armada Laut Hitam Rusia disebut bakal menggunakan rudal supersonik X-31 pada jet tempur Su-30SM dalam operasi militer khusus di Ukraina, kata sumber penegak hukum Krimea.

"Armada Laut Hitam menggunakan peluru kendali X-31 yang dikenal di Barat sebagai Krypton pada jet Su-30SM-nya," menurut sumebr tersebut seperti melansir TASS 11 Juli, menggambarkan ini sangat efektif.

TASS belum memperoleh komentar resmi tentang masalah ini. Sebelumnya, tidak ada laporan resmi tentang penggunaan rudal X-31 pada pesawat tempur Su-30SM dalam serangan udara.

X-31 atau Kh-31 atau versi laporan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) AS-17 Krypton, disebut dapat mencapai kecepatan 3,5 mach, menjadi rudal supersonik anti-kapal pertama yang bisa diluncurkan dari pesawat tempur.

Mengutip situs Rosoboronexport, rudal anti-radiasi supersonik jarak menengah Kh-31P dirancang untuk melawan pertahanan udara musuh, memiliki kecepatan supersonik tinggi melalui penggunaan scramjet dengan booster built-in.

Rudal ini dapat dibawa oleh pesawat MiG-29K, MiG-29M, MiG-29SMT, MiG-29UBT, MiG-31, Su-24M, Su-25T, Su-30MK, dan Su-35.

Sebelumnya, Rusia juga disebutkan pertama kali menggunakan rudal hipersonik Kinzhal dalam pertempuran di Ukraina. Rudal itu digunakan untuk menghancurkan gudang besar senjata di wilayah Ivano-Frankivsk barat di Ukraina pada Maret lalu.

Kantor berita Rusia Interfax memberitakan bahwa ini pertama kalinya Rusia mengerahkan sistem Kinzhal hipersonik sejak Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.

Juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov saat konferensi pers mengatakan gudang bawah tanah yang dihantam sistem Kinzhal pada Jumat menyimpan rudal dan amunisi pesawat Ukraina, demikian menurut rekaman konferensi pers yang dibagikan oleh kantor-kantor berita Rusia.

Tapi Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Konashenkov mengenai serangan Maret lalu tersebut, sementara kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak langsung menanggapi permintaan untuk berkomentar ketika itu