Lebak Banten Konfirmasi 12 Kasus Baru HIV/AIDS
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah di Lebak, Banten, Kamis 7 Juli. (Antara)

Bagikan:

BANTEN - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak menemukan kasus baru HIV/AIDS pada 12 orang berdasarkan laporan dari sejumlah rumah sakit di daerah Provinsi Banten tersebut.

"Kami minta semua penderita HIV/AIDS agar berobat rutin ke rumah sakit," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Lebak Firman Rahmatullah di Lebak, Banten, Kamis 7 Juli.

Pemkab setempat mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk pencegahan penyebaran penyakit menular tersebut.

Jumlah temuan kasus tersebut, ujarnya, tergolong sedikit karena diperkirakan banyak yang belum terdata. Kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es yang artinya hanya sedikit yang tampak di permukaan, sedangkan kebanyakan tidak terdata.

Ia mengatakan, penyebaran penyakit itu lebih banyak terjadi lantaran perilaku berisiko para heteroseksual.

Pada kesempatan itu, berdasarkan laporan Antara, Firman menyebut tentang target estimasi penanganan penderita di daerah setempat dan jumlah total mereka yang hingga saat ini serius secara rutin menjalani pengobatan. Total warga setempat 1,2 juta jiwa.

Ia juga menyebut, kebanyakan kalangan penderita HIV/AIDS di daerah setempat.

Ia mengaku masih rendah kesadaran mereka setempat berisiko tertular penyakit itu untuk memeriksakan kesehatannya.

Penyebaran penyakit itu, ukata dia, antara lain karena perilaku seks bebas, penggunaan jarum suntik atau transfusi darah dari penderita dan ibu positif yang sedang menyusui bayinya.

Ia menyebut, sebaran penderita tidak hanya di kota besar di Lebak, namun juga sudah merambah pedesaan terpencil di daerah selatan Banten ini.

Hal itu, ujar dia, karena banyak warga pedesaan bekerja di kota dan terpengaruh dengan perilaku hidup berisiko tertular HIV/AIDS.

"Kami minta warga dapat memeriksakan kesehatannya, terutama bagi masyarakat dengan gaya hidup berisiko (tertular HIVAIDS, red.)," tandasnya.