Bagikan:

JAKARTA - Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor buka suara soal temuan sejumlah masyarakat yang telah mendapat sertifikat vaksinasi dosis ketiga (booster) dalam aplikasi PeduliLindungi padahal belum melakukannya.

Kasie Sepim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Lucky mengaku, pihaknya pernah meneria aduan serupa sebelumnya di salah satu puskesmas Kabupaten Bogor.

Dari kondisi ini, Lucky menegaskan masyarakat tetap bisa melaksanakan vaksin booster walaupun data mereka sudah terinput dalam aplikasi PeduliLidungi.

"Kami menyarankan ke masyarakat, kalau mereka sudah terinput vaksinasi booster, mereka bisa datang ke puskesmas, sampaikan kalau sebenarnya belum di booster. Kami juga menyampaikan ke puskesmas agar mereka tetap diterima disuntik vaksin," kata Lucky saat dihubungi VOI, Rabu, 6 Juli.

Lucky menduga kasus ini bisa terjadi lantaran ada kesalahan penginputan NIK oleh petugas vaksinasi. "Mungkin ini ada kesalahan nomor pada penginputan NIK warga yang sudah booster," lanjutnya.

Lucky mengaku memang ada sejumlah fasilitas pelayanan vaksinasi yang menolak warga untuk mendapat suntikan boster meskipun pengakuan warga tersebut belum menjalani vaksinasinya.

Lucky bilang, alasan penolakan vaksinasi ini karena sentra vaksinasi tersebut tak bisa memastikan warga tersebut memang belum disuntik booster atau justru berbohong demi untuk mendapatkan suntikan dosis keempat.

Karenanya, Lucky meminta warga yang belum divaksin booster namun telah mendapat sertifikat dalam PeduliLindungi untuk datang langsung ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

"Memang, kami enggak bisa menyalahkan fasyankes yang tidak mau melayani karena khawatir masyarakat ada yang bohong dan ingin vaksin booster dua kali. Kan, takutnya ada KIPI vaksin dosis keempat," ujar Lucky.

"Jadi, saran saya, masyarakat yang belum booster tapi sudah tercatat di pedulilindungi, datang aja ke kantor Dinkes Bogor pada hari Senin sampai Sabtu," lanjutnya.

Pemerintah saat ini tengah menggencarkan pemberian vaksin booster COVID-19. Penyebabnya, jumlah masyarakat yang diberikan suntik dosis ketiga ini baru mencapai 51.180.596 orang.

Hanya saja, ada sejumlah warga yang mengaku telah mendapatkan sertifikat vaksin dosis ketiga meski mereka belum disuntik. Salah satunya adalah RN.

Pengakuannya kepada VOI, dia bersama istrinya dinyatakan telah mendapatkan vaksin dosis ketiga karena sudah ada sertifikat yang diterbitkan. "Padahal gue sama sekali belum disuntik dosis booster. Kalau di sertivikat vaksin tertera Moderna untuk dosis ketiganya," ujarnya pada Rabu, 6 Juli.

Dalam sertifikat vaksin dosis ketiga yang diterbitkan itu, dia disebut telah menerima booster. Sang istri juga mengalami hal serupa, yaitu dinyatakan telah menerima vaksin dosis ketiga dengan jenis AstraZaneca.

Pengakuan RN, dia dan istrinya berdomisili di Depok, Jawa Barat. Namun, keduanya dinyatakan telah menerima suntikan booster di Polres Bogor.

Hal senada juga dialami oleh RR, pekerja di bagian grafis sebuah perusahan di wilayah Jakarta Pusat. Karena mendengar informasi soal booster yang mulai dikebut pemerintah, RR berinisiatif membuka aplikasi PeduliLinduingi miliknya.

Benar saja. Pemuda 28 tahun yang berdomisili di Citereup, Bogor, Jawa Barat ini melihat aplikasi miliknya sudah lengkap dengan sertifikat vaksin dosis ketiga. 

Jangan lupa ikuti temuan redaksi yang memberitakan sejumlah warga di Jawa Barat tiba-tiba mendapat sertifikat vaksin booster meski belum pernah disuntik. Anda bisa mengikutinya dalam link ini.