Pengembangan Kawasan Industri di Batang Terus Digenjot
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - BUMN konstruksi, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), bersama dengan beberapa BUMN dan Lembaga Pemerintahan melakukan sinergi guna mendukung program pemerintah dalam pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Indonesia.

Sebelumnya, PTPP bersama dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), terus mempercepat proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang Fase 1 seluas 450 hektare.

Dalam pengembangan KIT Batang Tahap 1 ini akan dibangun beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain akses sementara kawasan, simpang susun jalan tol, jalan sekunder sepanjang 11,4 km, jalan utama sepanjang 5,2 km, marketing gallery, perluasan stasiun dan dryport, jaringan listrik, suplai air baku, rumah susun sederhana sewa, dan IPAL Sampah.

"Saat ini, PTPP bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara, perizinan, dan pembangunan marketing gallery," ujar Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, dalam keterangan yang diterima VOI, Jumat 30 Oktober.

KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare. KIT Batang ini dilayani oleh lima jaringan infrastruktur utama, yakni memiliki konektivitas langsung dengan jalur kereta api yang menghubungkan pusat-pusat industri di sepanjang Pulau Jawa.

Kemudian KIT Batang juga terjangkau oleh empat pelabuhan besar, tiga pelabuhan barang, satu bandara internasional, akses Jalan Tol Trans Jawa, dan akses Jalan Nasional Rute 1  Pantura.

"Lokasinya yang strategis membuat KIT Batang menjadi pilihan yang optimal untuk investasi kawasan industri maupun tempat tinggal di masa depan," ujar Novel Arsyad.

Wilayah KIT Batang dibagi menjadi tiga klaster. Klaster 1 seluas 3.100 hektare akan dilakukan pengembangan Industrial Estate & Industrial Township (Distrik Kreasi). Kemudin Klaster 2 seluas 800 hektare akan digunakan untuk pengembangan Pusat Inovasi & Township (Distrik Inovasi).

"Dan Klaster 3 seluas 400 hektare akan digunakan untuk pengembangan Pusat Rekreasi & Township (Distrik Rekreasi)," jelas Novel Arsyad.

Dalam pengembangan KIT Batang Fase 1 seluas 450 hektare, secara umum, kawasan ini direncanakan menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh beragam fungsi pendukung. Selain sederetan fasilitas lengkap yang akan dibangun di kawasan tersebut, KIT Batang memiliki beberapa keunggulan lokasi.

Selain akses mudah perihal transportasi, di wilayah ini terdapat PLTU Batang 2x1.000 MW & PLTS 50 MW dengan lokasi alternatif di area Batang. Ke depannya akan dibuat Transit Oriented Department (TOD) oleh Pemerintah Kabupaten Batang.

Selain itu, KIT Batang memiliki lokasi yang strategis di mana dapat ditempuh dengan waktu empat jam dari Jakarta, dan satu jam dari Semarang. Kawasan tersebut memiliki jarak tempuh sepanjang 50 km dari Bandara Ahmad Yani dan 65 km dari Pelabuhan Tanjung Mas dengan waktu tempuh selama 50 menit.

Novel Arsyad menuturkan, PTPP bersinergi bersama KIW, PTPN IX, Perumda Batang, BKPM, Kementerian BUMN dan Pemangku Kepentingan lainnya terus mempercepat penyelesaian administrasi dan pekerjaan lapangan pembangunan KIT Batang Fase 1 seluas 450 hektare.

KIT Batang merupakan bagian dari program pemerintah untuk mendorong penguatan sektor Industri di Indonesia. Oleh sebab itu, PTPP selalu mendukung setiap program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia.

"PTPP optimistis pembangunan Fase I ini dapat selesai sesuai dengan yang ditargetkan oleh pemerintah," ujar Novel Arsyad.