JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus menggenjot pembangunan sejumlah infrastruktur di kawasan industri terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pengembangan KIT Batang berpotensi besar untuk menangkap peluang masuknya investasi ke Tanah Air dari sejumlah sektor industri yang ingin merelokasi pabriknya dari China.
“Kami melihat, kawasan industri di Batang ini memiliki lokasi yang strategis. Secara geografis, akses Kabupaten Batang dekat dengan Kota Semarang yang memiliki Bandara Internasional Ahmad Yani,” ujarnya dalam keterangan pers seperti yang dikutip VOI pada Sabtu, 6 Februari.
Menperin menambahkan, pihaknya juga akan mendorong kepada pengelola kawasan industri untuk dapat melengkapi fasilitasnya, termasuk infrastruktur pasokan energi dan akses logistik. Hal ini bertujuan untuk menjadi daya tarik bagi investor karena terciptanya area yang terintegrasi.
“Pemerintah tengah berdiskusi dengan sejumlah investor dan berusaha mengakomodasi apa saja yang mereka butuhkan. Tentunya pemerintah ingin menciptakan iklim usaha yang kondusif, mulai dari memberikan kemudahan izin usaha hingga menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal,” tuturnya.
Sebagai informasi, pengembangan kawasan industri diharapkan bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut. Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
BACA JUGA:
Adapun, pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres No. 109 Tahun 2020. Saat ini sudah terbentuk joint venture dengan nama perusahaan PT. Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Dalam struktur KITB sendiri disokong oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) memiliki saham 35 persen, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar 30 persen, PTPN IX dengan 25 persen, dan Perusda Batang juga punya 10 persen.
“Kami optimistis KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah secara umum,” tutup Menteri Agus.