Dibangun dengan Anggaran Rp203 Miliar, Penjara Militer Ini Dilengkapi Sensor Pencegahan Bunuh Diri dan Kecerdasan Buatan
Ilustrasi penjara di Korea Selatan. (Wikimedia Commons/Christian Senger)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga pemasyarakatan atau penjara yang semula dimaksudnya untuk membina orang yang masuk ke dalamnya untuk menjadi lebih baik. Acap kali justru sebaliknya, dengan citra identik kehidupan 'keras' di dalamnya hingga tidak sedikit narapida yang justru hidupnya berakhir di sana.

Namun, seiring perkembangan waktu, fasilitas penahanan saat ini terus dibuat semanusiawi mungkin, mulai dari kapasitas hingga fasilitas di dalamnya. Tak jarang, sejumlah fasilitas mutakhir disematkan, seperti penjara militer satu ini.

Dibuka pada pekan lalu, fasilitas penjara militer ini dilengkapi dengan sistem pemantauan canggih, termasuk sensor pencegahan bunuh diri pertama di Korea Selatan.

Penjara ini dirancang untuk meningkatkan kodnisi kehidupan narapidana, membantu mengurangi beban kerja penjaga. Dikerjakan selama dua tahun dan menelan anggaran sekitar 17,7 miliar won atau setara Rp203.588.662.464, penjara ini yang terletak 80 kilometer tenggara Seoul ini untuk menggantikan bangunan sebelumnya di daerah terdekat yang dibangun lebih dari tiga dekade silam.

"Ini adalah produk dari upaya lama untuk meningkatkan kondisi kerja personel pemasyarakatan, mempromosikan sosialisasi ulang yang sehat kepada narapidana berdasarkan sistem keamanan yang kuat dan lingkungan yang nyaman," terang Letnan Kolonel Lee Yong-hun yang mengepalai lembaga di Icheon, Provinsi Gyeonggi, tersebut seperti melansir Korea Times 23 Juni.

Sel-sel baru memiliki sensor di langit-langit yang dapat melacak pernapasan narapidana secara real-time, untuk membantu mencegah bunuh diri. Mereka diprogram untuk menyalakan lampu peringatan dan mengirim alarm, jika narapidana bernapas tidak normal atau berhenti bernapas untuk jangka waktu tertentu.

Belum pernah terjadi sebelumnya sebuah lembaga pemasyarakatan di Korea, baik sipil maupun militer, dilengkapi dengan sistem tercanggih seperti itu.

Penjara baru juga memiliki pagar kawat berduri dengan sensor bertenaga kecerdasan buatan, untuk membedakan gerakan orang dari objek lain melalui algoritma pembelajaran mendalam.

Sistem pemantauan yang efisien seperti itu sangat penting, terutama mengingat militer akan menghadapi kekurangan tenaga kerja, di tengah tingkat kelahiran Korea yang sangat rendah, menurut para pejabat.

Untuk menghindari titik buta, seperti di penjara konvensional di mana sel-sel berbaris di koridor, fasilitas baru ini memiliki 'ruang siang' yang terbuka dan luas, di mana penjaga dapat memantau semua narapidana secara sekilas.

Lembaga ini memiliki bilik shower individu dan lebih banyak kamar single untuk memberikan privasi lebih kepada narapidana.

Selain itu, fasilitas berencana untuk menawarkan berbagai program pelatihan kejuruan bagi para tahanan, membantu mereka memperoleh keterampilan dalam pencetakan 3-D, mesin berat dan bidang lainnya.

Diketahui, ada sekitar 80 narapidana di penjara, termasuk empat yang dijatuhi hukuman mati. Korea terakhir melakukan eksekusi pada 30 Desember 1997.