Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan China mengumumkan berhasil melakukan uji coba pencegatan rudal berbasis darat, mencapai hasil yang ditujukan dengan sifatnya sebagai pertahanan.

China diketahui telah meningkatkan penelitian ke semua jenis rudal, dari yang dapat menghancurkan satelit di luar angkasa hingga rudal balistik berujung nuklir, sebagai bagian dari skema modernisasi ambisius yang diawasi langsung oleh Presiden Xi Jinping.

Beijing telah menguji pencegat rudal sebelumnya; pengumuman publik terbaru dari sebuah tes adalah pada Februari 2021, dan sebelum itu pada 2018. Media pemerintah mengatakan, China telah melakukan tes sistem anti-rudal setidaknya sejak 2010.

Kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat pada Minggu malam, bahwa uji "teknologi pencegat rudal anti-rudal berbasis darat" telah dilakukan malam itu.

"Tes tersebut mencapai tujuan yang diharapkan," kata kementerian itu, melansir Reuters 20 Juni.

"Tes ini bersifat defensif dan tidak ditujukan ke negara mana pun," sambung pihak kementerian tanpa memberikan rincian lainnya.

China, bersama dengan sekutunya Rusia, telah berulang kali menyatakan penentangan terhadap penyebaran sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Amerika Serikat di Korea Selatan.

Beijing berpendapat, radar kuat peralatan itu bisa menembus ke wilayahnya. Selain itu, China dan Rusia juga telah mengadakan simulasi latihan anti-rudal.

Diketahui, China telah memberikan sedikit rincian tentang program misilnya sendiri, selain dari pernyataan singkat sesekali oleh Kementerian Pertahanan atau di media pemerintah.

Pada 2016, Kementerian Pertahanan mengkonfirmasi bahwa pihaknya terus melakukan uji coba sistem anti-rudal setelah gambar-gambar muncul di televisi pemerintah.

Otoritas Beijing mengatakan, teknologi semacam itu diperlukan untuk pertahanan dan keamanan nasional.