Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang melanda dunia hampir dua tahun belakangan, tak dipungkiri berimbas pada seluruh sektor kehidupan, selain kesehatan. Dunia pendidikan hingga bisnis pun turut terimbas, seperti yang dirasakan salah satu restoran terkenal ini.

Berusia hampir 50 tahun, restoran ikonik di Hong Kong, China ini harus merasakan imbas pahit dari pandemi COVID-19 Padahal, restoran ini begitu tersohor hingga didatangi pemimpin dunia sampai selebritas Hollywood, Amerika Serikat.

Adalah Jumbo Floating Restaurant, kini akan menjadi kenangan setelah upaya untuk merevitalisasi bisnis restoran gagal dilakukan, membuat Hong Kong harus mengucapkan selamat tinggal pada Selasa pekan lalu.

Dibuka pada tahun 1976, restoran ini merupakan tujuan wisata populer yang terkenal dengan makanan lautnya yang segar, masakan tradisional Kanton hingga desainnya yang menyerupai istana kekaisaran Tiongkok.

Atraksi terkenal, yang ditampilkan dalam beberapa film lokal dan internasional, telah menjadi tuan rumah bagi orang-orang seperti Ratu Elizabeth II dari Inggris dan selebritas Tom Cruise, melansir Kyodo News 15 Juni.

jumbo floating restaurant hong kong
Deretan speed boat terparkir di depan Jumbo Floating Restaurant, Hong Kong. (Wikimedia Commons/James Nash)

Namun, setelah hampir setengah abad dalam bisnis, restoran di perairan Pulau Hong Kong ditutup sementara pada Maret 2020, dengan alasan kesulitan keuangan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.

Jumbo awalnya dijanjikan kehidupan baru oleh Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, yang berjanji untuk merevitalisasinya sebagai warisan budaya dan daya tarik wisata yang khas, di bawah inisiatif pemerintah kota untuk membangun kembali Distrik Selatan Pulau Hong Kong dalam pidato kebijakannya tahun 2022.

Tetapi, janji itu gagal karena perusahaan induk Jumbo bulan lalu mengatakan bahwa mereka tidak dapat menemukan operator baru, menurut laporan media lokal.

Operator Jumbo dilaporkan telah menawarkan untuk menyumbangkan restoran tersebut ke sekitar selusin perusahaan selama setahun terakhir, tetapi tidak dapat menemukan peminat karena biaya pemeliharaan tahunan jutaan per tahun, menurut laporan tersebut.

Restoran akan dipindahkan ke luar negeri dan menunggu operator baru, tetapi keberadaan pastinya tidak akan diungkapkan karena masalah privasi, kata laporan itu.