Tiga Warga Palestina Tewas dan Delapan Lainnya Luka-luka dalam Operasi Militer Israel di Tepi Barat
Ilustrasi tentara Israel. (Wikimedia Commons/IDF Spokesperson's Unit)

Bagikan:

JAKARTA - Sedikitnya tiga warga Palestina tewas dan delapan lainnya luka-luka, dalam operasi militer yang dilakukan di Kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki, kata Kementerian Kesehata Palestina.

Sementara di sisi lain, pihak militer Israel mengatakan tentaranya terlibat baku tembak dengan gerilyawan, melansir The National News 17 Juni.

Pasukan Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari di Tepi Barat yang diduduki, sejak serangkaian serangan awal tahun ini yang menewaskan 19 orang di Israel.

Banyak penggerebekan dan penangkapan terjadi di dalam dan sekitar Jenin, kota asal beberapa dari mereka yang dituduh Israel melakukan serangan terhadap warganya.

Militer mengatakan pihaknya menggerebek dua lokasi untuk mencari senjata. Pada awalnya, katanya, tentara membalas setelah warga Palestina melepaskan tembakan dan melemparkan alat peledak.

Dalam perjalanan mereka ke lokasi kedua, mereka kembali terlibat baku tembak dengan orang-orang Palestina bersenjata di dalam sebuah kendaraan, kata tentara.

Pihak Israel tidak mengatakan apakah ada militan yang tewas. Namun, mereka mengatakan pasukannya menyita senapan, senapan mesin ringan dan peralatan lainnya dari kendaraan.

Suara baku tembak yang keras terdengar dalam video yang beredar di media sosial. Kemudian, rekaman di media sosial menunjukkan kendaraan yang dipenuhi peluru dengan noda darah dan warga memeriksanya.

Ratusan warga yang marah berkumpul di luar rumah sakit Jenin setelah penggerebekan semalam, meneriakkan 'Tuhan Maha Besar', menyerukan pembalasan, sebelum membawa tiga mayat di atas tandu melalui kota dalam prosesi pemakaman spontan.

Rencananya, jasad ketiga warga yang tewas tersebut akan dimakamkan pada Jumat malam waktu setempat.

Diketahui, Israel merebut Tepi Barat dalam perang 1967, sementara Palestina menginginkannya menjadi bagian utama dari negara masa depan mereka.

Sementara, pembicaraan damai terakhir yang serius gagal lebih dari satu dekade lalu, tanpa meninggalkan akhir yang terlihat bagi pemerintahan militer Israel yang berusia 55 tahun.