Dari Tempat Rahasia, Zelensky Pidato Virtual: Kutip Eks PM Lee dan Kaos NFT Karya Remaja Singapura
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Sumber: president.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak lelah mencari dukungan supaya dunia bisa ikut bergerak membantu menyelesaikan konflik negaranya dengan Rusia. Dan Zelensky tahu harus seperti apa ketika berbicara.

Sabtu 11 Juni, Zelensky berpidato virtual dalam acara Dialog Shangri-La di Singapura. Hadir 500 delegasi dari 40 negara seperti dikutip dari Channel News Asia.

Zelensky berbicara melalui seorang penerjemah dari sebuah lokasi rahasia di Kyiv saat perang memasuki bulan keempat. Di sini dia mengutip pernyataan bijak mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew.

Bahkan Zelensky juga memakai desain token non-fungible (NFT) yang ditampilkan pada T-shirt yang dikenakan Zelensky selama pidato virtualnya. Karya itu dibuat Ava Soh, WN Singapura yang masih berusia 16 tahun.

"Harap diingat bahwa dukungan dan perhatian ini tidak hanya untuk Ukraina tetapi juga untuk Anda, untuk memastikan bahwa masa depan kami dan Anda aman," ucap Zelensky.

"Jadi, mari kita selamatkan seluruh dunia dari kembali ke masa ketika semuanya diputuskan berdasarkan apa yang disebut hak kekuatan," ucapnya.

Zelensky mengatakan perang tidak hanya menyangkut Eropa tetapi juga melibatkan "hal-hal penting secara global".

Mr Zelenskyy mengutip mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew ketika dia mengatakan bahwa tanpa hukum internasional, "ikan besar makan ikan kecil, dan ikan kecil makan udang, (jadi) kita tidak akan ada".

"Ini adalah kata-kata bijak dari Lee Kuan Yew, pemimpin yang cukup tajam untuk melihat alasan yang jelas dari banyak hal dalam proses, dan yang tahu persis apa yang bernilai," katanya.

Di luar geopolitik, Zelensky memperingatkan dampak perang terhadap ketahanan pangan, dengan mengatakan bahwa blokade Rusia telah mencegah Ukraina mengekspor "bahan makanan yang sangat hilang di pasar global".

“Dunia akan menghadapi krisis pangan yang akut dan parah serta kelaparan di banyak negara Asia dan Afrika,” tambahnya.

Perang telah berkontribusi pada kenaikan harga bahan bakar dan menyebabkan guncangan rantai pasokan di seluruh dunia, karena negara-negara bergulat dengan tekanan inflasi.

"Kekurangan bahan makanan pasti akan menyebabkan kekacauan politik, yang dapat mengakibatkan jatuhnya banyak pemerintahan dan tersingkirnya politisi mana pun," kata Zelensky.

"Ancaman yang membayangi ini jelas terlihat dengan hanya melihat meroketnya harga produk-produk dasar di pasar dunia dan di negara-negara tertentu. Ini adalah konsekuensi langsung dari tindakan negara Rusia."