Segalanya Makin Ketat di Singapura Setelah Otoritas Menyadari Banyak Kasus COVID-19 Tak Terdeteksi
PM Singapura Lee Hsien Loong (Instagram/@leehsienloong)

Bagikan:

JAKARTA - Dalam sebuah pidato, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menyampaikan beberapa hal penting yang dibuat oleh pemerintahnya untuk memerangi COVID-19. Beberapa di anataranya adalah, menutup sebagian kantor-kantor di negara itu mulai Selasa 7 April.

Selain itu, semua sekolah juga akan dialihkan menjadi sistem belajar di rumah. Kasus COVID-19 di Singapura mencapai 1.114 kasus, sebanyak 5 orang dinyatakan meninggal dan 266 orang berhasil disembuhkan. Dikutip The Straits News, Jumat 3 April, kebijakan tersebut tak berlaku untuk sektor ekonomi utama dan layanan penting, seperti perusahaan makanan, pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi, dan layanan perbankan. 

Kegiatan pendidikan untuk anak-anak di bawah lima tahun atau prasekolah dan layanan siswa lainnya juga akan ditutup. Namun, PM Lee Hsien Loong mengatakan bahwa akan memberikan "layanan terbatas untuk anak-anak dari orang tua yang harus terus bekerja".

Dalam kesempatan itu, PM Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura mendapat laporan lebih dari 50 kasus baru setiap hari selama dua minggu terakhir, meskipun ada upaya terbaik dari pihak berwenang untuk mencegah wabah tersebut.

"Awalnya, banyak kasus baru dari luar negeri, sebagian besar warga Singapura yang kembali. Lalu minggu lalu, kami mulai memiliki lebih banyak kasus lokal. Selain itu, meskipun penelusuran kontak kami baik, hampir setengah dari kasus ini kami tidak tahu di mana atau dari siapa orang itu tertular virus," kata Lee Hsien Loong.

"Ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak orang di luar sana yang terinfeksi, tetapi yang belum teridentifikasi. Dan mereka mungkin menularkan virus tanpa diketahui orang lain," tambahnya. 

"Sementara, situasi tetap terkendali, pemerintah telah memutuskan untuk membuat langkah tegas sekarang untuk mencegah peningkatan infeksi," tegas PM Lee.

Setelah berdiskusi dengan satuan tugas dari berbagai kementerian, ia mengatakan bahwa Pemerintah Singapura telah memutuskan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih ketat.

"Kami telah memutuskan bahwa alih-alih mengencangkan secara bertahap selama beberapa minggu ke depan, kita harus membuat langkah tegas sekarang, untuk mencegah infeksi yang meningkat. Karena itu kita akan menerapkan langkah-langkah yang jauh lebih ketat. Ini seperti pemutus arus," katanya.

PM Lee juga mengatakan Pemerintah akan memperketat pembatasan pada pertemuan. Hal tersebut bermuara dari tiga hal, katanya.

"Pertama, tinggal di rumah, sebisa mungkin. Kedua, hindari bersosialisasi dengan orang lain di luar rumah Anda," katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang harus menghindari kunjungan ke rumah keluarga mereka yang tidak tinggal bersama, terutama jika mereka sudah lanjut usia.

Ketiga, orang yang dibolehkan pergi hanya untuk melakukan hal-hal penting, seperti membeli makanan di pasar atau untuk ke restoran dan pusat jajanan, berolahraga di lingkungan sekitar, namun tetap harus menjaga jarak yang aman dari yang lain. 

"Semangat dalam melakukan langkah-langkah ini juga membuat kita semua meminimalkan kontak fisik. Jika kita tidak pergi keluar, jika kita menghindari kontak dengan orang lain, maka virus tidak akan bisa menyebar. Sesederhana itu," tambahnya.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan mengatakan langkah-langkah menjaga jarak aman atau social distancing akan diberlakukan selama empat minggu dari 7 April hingga 4 Mei.

"Entitas yang dapat mematuhi langkah ini sangat didorong untuk melakukannya. Tindakan jarak aman saat ini pada batas dan pemisahan fisik tetap berlaku dan harus dipatuhi secara ketat, terutama selama akhir pekan," katanya.

Semua objek wisata, taman hiburan, museum, dan kasino juga akan ditutup mulai Selasa 7 April. Fasilitas olahraga dan rekreasi, seperti kolam renang umum, klub, pusat kebugaran, dan studio kebugaran juga akan ditutup, bersamaan dengan semua fasilitas rekreasi di hotel.

PM Lee juga mengatakan bahwa pemerintah tidak akan lagi melarang orang mengenakan masker mengingat kondisi saat ini yang rentan.  Sebelumnya, Pemerintah Singapura mengatakan hanya orang tidak sehat yang boleh mengenakan masker. 

Tetapi dengan tanda-tanda bahwa virus menyebar di masyarakat, mengenakan masker "dapat membantu melindungi orang lain". Oleh sebab itu, Pemerintah Singapura akan mendistribusikan masker yang dapat digunakan untuk semua masyarakat mulai minggu ini, tepatnya Minggu 5 April.

Beberapa minggu ke depan akan menjadi sangat penting, ia menekankan. Singapura mencatat bahwa jumlah kasus kemungkinan akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. "Tetapi jika kita terus berupaya, dalam beberapa minggu kita harus dapat menurunkan jumlahnya, dan melakukan hal yang lebih berkelanjutan," katanya.

"Ini akan menjadi perjuangan yang panjang. Kita memiliki sumber daya. Kita memiliki tekad. Kita bersatu. Dengan membantu satu sama lain melalui ini, kita akan menang dan akan hadir lebih kuat," tukas PM Singapura.