Ilmuwan Inggris Mulai Latih Anjing untuk Deteksi Pasien COVID-19
Ilustrasi foto (Altino Dantas/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Mengetahui keberadaan pasien positif secara pasti adalah kunci dari perlawanan terhadap pandemi COVID-19. Tes massal yang jadi prosedur dasar tak tentu bisa dilakukan semua negara. Kondisi ini yang mendorong ilmuwan Inggris bereksperimen dengan anjing untuk mendeteksi keberadaan virus.

Dilansir Independent, para ilmuwan dari Charity Medical Detection Dogs itu mulai mengembangkan percobaan agar pasien positif COVID-19 dapat terdeteksi oleh penciuman anjing pelacak. Charity Medical Detection Dog sendiri adalah sebuah badan amal.

Dalam upaya deteksi ini, mereka bekerja sama dengan London School of Hygiene, Tropical Medicine, dan Durham University. Para ilmuwan percaya, para anjing dapat dilatih selama enam minggu setelah mereka menemukan cara aman memperkenalkan anjing dengan bau virus corona.

Harapan itu amat terbuka. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), anjing merupakan hewan yang tak dapat terinfeksi COVID-19 sekaligus tak bisa menulari virus tersebut ke manusia. Oleh karena itu, anjing dapat dilatih guna melacak seseorang yang positif COVID-19.

CEO dan Co-Founder dari badan amal tersebut, Dr. Claire Guest mengungkap, "anjing yang nantinya melacak COVID-19 akan dilatih dengan cara yang sama, seperti anjing-anjing yang telah dilatih guna mendeteksi penyakit seperti kanker, Parkinson, dan infeksi bakteri. Dengan cara mengendus sampel di ruang pelatihan dan menunjukkan kapan mereka menemukannya."

Hal itu diperkuat dengan fakta bahwa anjing dapat mendeteksi gejala perubahan suhu tubuh, sehingga berpotensi mengetahui seseorang yang mengalami gejala-gejala yang disebabkan COVID-19. "Setelah dilatih, anjing juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi pelancong yang disinyalir terinfeksi COVID-19, serta mendeteksi mereka yang berada di ruang publik lainnya," tambahnya.

Claire optimis dengan gagasan ini. Hanya saja, seperti dijelaskan di atas, mereka harus terlebih dulu mencari cara bagaimana anjing dapat dengan aman mendeteksi bau pasien positif COVID-19. “Tujuannya adalah agar anjing dapat menyaring siapa pun, termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala, dan memberi tahu kami, apakah mereka perlu diuji.”

Senada dengan Claire, optimisme juga ditunjukan oleh Profesor James Logan, dari London School of Hygiene & Tropical Medicine, yang berucap: Pekerjaan kami sebelumnya telah menunjukkan bahwa anjing dapat mendeteksi bau dari manusia dengan infeksi malaria dengan akurasi yang sangat tinggi di atas standar WHO untuk diagnostik.

Untuk itu, dia percaya bahwa penyakit lain seperti COVID-19 pun bisa diketahui melalui bau badan, sehingga ada peluang bagi anjing dapat mendeksinya. Harapannya, jika anjing sudah dapat mendeteksi COVID-19, maka hal itu dapat menjadi sebuah terobosan yang tak hanya berdampak dalam jangka pendek, melainkan jangka panjang. Serta hal ini dapat membantu banyak Negara guna mencegah munculnya penyakit yang sama untuk kali kedua.