Akhyar Nasution Didukung Warga Jawa di Medan, Timses: Beliau Berdarah Jawa Jadi Peduli
Dukungan ke Akhyar Nasution

Bagikan:

MEDAN - Puluhan pengurus organisasi masyarakat Jawa yang ada di Kota Medan berkumpul di kantor pemenangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (Aman). Mereka memberikan dukungan ke pasangan calon nomor urut satu di Pilkada Medan.

Ada 15 perwakilan komunitas Jawa Kota Medan yang hadir pada pertemuan itu, antara lain, Pujakusuma, Semar Nusantara, Pagar Jati, Jawa Nusantara Bersatu, Satgas Joko Tingkir, Sekar Mirah, Pandawa dan Singa Peta.

Selain memberikan dukungan untuk Aman, para pengurus komunitas itu juga menmbangun semangat mempersatukan kembali komunitas Jawa yang ada di kota Medan. Jika kekuatan itu bisa dipadukan, mereka yakin, komunitas jawa bisa menjadi salah satu kekuatan penting dalam membangun kota ini.

“Betapa tidak, dari 2,3 juta penduduk Kota Medan, sekitar 33 persen adalah warga keturunan Jawa. Ini kan sebuah kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh,” kata Juni Iskandar, pengurus Paguyuban Arek-arek Jawa Timur (Pagar Jati) Kota Medan dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Oktober.

Menurutnya, sangat disayangkan bila komunitas Jawa itu tidak kompak, sehingga mudah terpecah belah. Apalagi kalau ada tawaran dan iming-iming dari pihak tertentu, komunitas itu begitu mudah terbelah menjadi beberapa kelompok.

Awalnya menurut Juni Iskandar, komunitas jawa di Kota Medan tampil solid bersatu dalam sebuah wadah yang cukup kompak. Namun seiring banyaknya kepentingan politik dan godaan fulus, organisasi itu terpecah, sehingga saat ini, setidaknya ada lebih dari 20 organisasi yang mengatasnamakan komunitas etnis Jawa di Kota Medan dan Sematera Utara.

Karena kekuatan yang tidak bersatu, dukungan dan pengaruh etnis Jawa dalam pembangunan Kota Medan terkesan begitu bergaung.

“Kami berharap kekuatan ini hendaknya bisa kita satukan kembali. Saya sangat berharap Pak Akhyar Nasution bisa menjadi pemersatu warga Jawa yang ada di Kota Medan ini, karena saya kenal betul, Beliau sangat dekat dengan etnis Jawa,” kata Juni.

Sebagai warga Jawa yang sudah lama tinggal di Medan, Juni mengaku sudah mengenal cukup lama Akhyar Nasution.

"Saya tahu bahwa Ibu dan Nenek Pak Akhyar itu asli orang Jawa. Dia juga sangat fasih bahasa Jawa. Maka itu, saya sangat berharap Beliu dapat mempersatukan warga Jawa di kota Medan ini agar tidak terpecah-pecah lagi,” imbuhnya.

Juni pun bertekad akan membawa semua warga Jawa yang bernaung di bawah Pagar Jati Kota Medan untuk mendukung Akhyar-Salman pada Pilkada Desember nanti.

Hal yang sama juga disampaikan Rusdi Suharsono, perwakilan dari Pujakusuma (Putra Jawa kelahiran Sumatera) yang mengaku sudah mengenal Akhyar sejak lama. Bahkan Rusdi juga merupakan teman Akhyar saat masih menjadi politisi di PDI Perjuangan.

“Ketika Pak Akhyar menyatakan diri keluar dari PDIP, saya pun ikut keluar, karena saya tahu betul tentang ketidakadilan yang dialami Beliau di partai itu. Dalam Pilkada ini, saya akan membawa gerbong Pujakusuma untuk mendukung Pak Akhyar,” kata Rusdi yang sebelumnya tercatat sebagai pengurus Cabang dan Ketua Rating PDIP Kecamatan Medan Perjuangan.

Pada pertemuan di Markas Pemenangan AMAN itu, perwakilan komunitas jawa tersebut diterima oleh Ketua Tim Pemenangan Ibrahim Tarigan dan Ketua Partai Demokrat Kota Medan Burhanuddin Sitepu.

Dalam paparannya, Burhanuddin dan Ibrahim Tarigan sangat setuju kalau Pilkada Kota Medan dijadikan sebagai momen untuk mempersatukan kembali komunitas Jawa yang terpecah-pecah di kota ini.

“Saya pastikan kalau Pak Akhyar sangat memberi perhatian bagi warga Jawa di kota ini karena Beliau berdarah Jawa. Maka itu, kami berterimakasih, warga Jawa Kota Medan mau mendukung Beliau,” ujar Burhanuddin.

Soal perpecahan di kalangan masyarakat, Burhanuddin sangat memahaminya, karena kasus yang sama kerap terjadi di komunitas etnis lainnya.

Namun dia meminta agar perpecahan itu jangan sampai berlarut-larut. Untuk kepentingan bersama, seharusnya etnis Jawa di Kota Medan bersatu kembali mendukung Akhyar dan Salman di Pikada Medan.

Burhanuddin juga sangat mendukung ide untuk membentuk komunitas Aliansi Jawa Bersatu di Kota Medan dalam rangka menyatukan kembali warga Jawa dalam sebuah komunitas yang lebih besar.