JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Mohamad Taufik meminta publik di media sosial tak mempermasalahkan soal salah satu tim pembalap Formula E Jakarta yang mengampanyekan simbol lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) di mobil balapnya.
"Saya kira jangan dicari-cari kesalahannya. kesuksesan Formula E itu mestinya yang ditampakkan. Toh, dia juga enggak kampanye (LGBT) di sini. Kan itu nempel di mobilnya mereka," kata Taufik saat dikonfirmasi, Rabu, 8 Juni.
Taufik menyebut orientasi LGBT di Indonesia memang dilarang secara norma kesusilaan. Namun, panitia maupun penyelenggara Jakarta E-Prix juga tidak bisa melarang identitas dari tiap tim pembalap.
"Di kita memang LGBT enggak boleh. Tapi kita juga enggak bisa melarang tim pembalap itu buat balapan di sini. Agak susah, itu kan menempel di dalam diri mereka," ujar Taufik.
"Lagipula, panitia pasti juga tidak mengampanyekan LGBT. Itu dilarang di negeri kita. Enggak udah diributkan di media sosial," tambahnya.
Sebelumnya, ramai diperbincangkan terkait kampanye dukungan untuk Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) yang dilakukan salah satu tim, yakni ROKit Venturi Racing. Hal tersebut nampak jelas terlihat dalam unggahan mereka di Instagram.
Dalam unggahan tersebut, tim Formula E itu menampilkan foto mobil mereka dengan bendera warna-warni atau pelangi yang kerap dijadikan simbol LGBT.
"Bagi kami, Juni didedikasikan untuk mengangkat suara, merayakan komunitas LGBTQ+, dan menunjukkan mengapa kami #PoweredByPride. Dengan bangga kami mempersembahkan livery #PrideMonth ekslusif kami," berikut caption yang menyertai unggahan tersebut.
BACA JUGA:
Menanggapi hal ini, Vice President Communication Formula E Jakarta Iman Sjafei mengaku panitia pelaksana tidak mengetahui bahwa salah satu tim pembalap mengampanyekan LGBT dalam gelar balapan.
"Oh iya? Kita malah enggak ngeh," ucap Iman saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 7 Juni.
Iman menuturkan, panitia pelaksana sebenarnya tidak mengurusi hal tersebut. Sebab, logo LGBT dalam balapan mobil listrik pada Sabtu, 4 Juni lalu bukan dikampanyekan oleh penyelenggara maupun Formula E Operation selaku instansi pemegang lisensi Formula E.
"Kita kan bekerja samanya dengan FEO dan FEO enggak ada soal itu sama sekali. Kalau FEO yang mendukung LGBT, atau berupa sponsor pendukung LGBT, itu mungkin masih jadi pertimbangan kami. Nah, kalau ini kan cuma salah satu tim," tutur Iman.