JAKARTA - Ada satu hal yang disorot warganet di media sosial dalam penyelenggaraan Formula E. Salah satu tim pembalap, yakni ROKit Venturi Racing mengampanyekan simbol lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Menanggapi hal ini, Vice President Communication Formula E Jakarta Iman Sjafei mengaku panitia pelaksana tidak mengetahui bahwa salah satu tim pembalap mengampanyekan LGBT dalam gelar balapan.
"Oh iya? Kita malah enggak ngeh," ucap Iman saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 7 Juni.
Iman menuturkan, panitia pelaksana sebenarnya tidak mengurusi hal tersebut. Sebab, logo LGBT dalam balapan mobil listrik pada Sabtu, 4 Juni lalu bukan dikampanyekan oleh penyelenggara maupun Formula E Operation selaku instansi pemegang lisensi Formula E.
"Kita tidak berkepentingan untuk ngejudge dan mengurusi (tim) itu. Kita enggak mau terlalu membahas soal itu," ucap Iman.
"Kita kan bekerja samanya dengan FEO dan FEO enggak ada soal itu sama sekali. Kalau FEO yang mendukung LGBT, atau berupa sponsor pendukung LGBT, itu mungkin masih jadi pertimbangan kami. Nah, kalau ini kan cuma salah satu tim," lanjut dia.
Sebelumnya, ramai diperbincangkan terkait kampanye dukungan untuk Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) yang dilakukan salah satu tim, yakni ROKit Venturi Racing. Hal tersebut nampak jelas terlihat dalam unggahan mereka di Instagram.
Dalam unggahan tersebut, tim Formula E itu menampilkan foto mobil mereka dengan bendera warna-warni atau pelangi yang kerap dijadikan simbol LGBT.
"Bagi kami, Juni didedikasikan untuk mengangkat suara, merayakan komunitas LGBTQ+, dan menunjukkan mengapa kami #PoweredByPride," caption yang menyertai unggahan tersebut.
"Dengan bangga kami mempersembahkan livery #PrideMonth ekslusif kami," lanjut tulisan itu.