Bagikan:

JAKARTA - Ketua Tim Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Doni Monardo meminta masyarakat berhati-hati dalam menyambut libur panjang pada akhir Oktober mendatang di tengah pandemi COVID-19. 

Dia bahkan mengimbau sebaiknya masyarakat tidak perlu berpergian ke luar kota dan menghabiskan libur panjangnya di rumah guna mencegah terjadinya penambahan angka kasus positif COVID-19.

"Kalau tidak perlu ke luar kota, sebaiknya di rumah saja," kata Doni dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB, Rabu, 21 Oktober.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini, liburan bakal tetap menyenangkan tanpa perlu keluar kota. Apalagi, banyak aktifitas yang bisa dilakukan di rumah dari mulai nonton televisi hingga membersihkan lingkungan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan kepedulian terhadap alam.

"Banyak aktivitas yang membuat kita terhibur di rumah. Menonton film di televisi dan melakukan aktivitas di sekitar rumah seperti kerja sosial membersihkan selokan setelah sekian lama kita tak berbuat sesuatu pada alam, membersihkan lingkungan, dan menanam pohon," ungkapnya.

Lagipula, membersihkan lingkungan ini penting mengingat Indonesia tengah menghadapi fenomena alam La Nina yang menyebabkan terjadinya anomali cuaca. Selain itu, akibat La Nina ini juga membuat masyarakat lebih berbahaya jika berpergian ke alam terbuka yang sewaktu-waktu bisa mengakibatkan angin puting beliung hingga gelombang pasang.

"La Nina ini punya resiko yang tidak kecil bagi masyarakat yang berada di alam terbuka. Suatu waktu bisa terjadi angin puting beliung, hujan lebat, tempat yang punya resiko tinggi sebaiknya dihindari. Termasuk pantai yang pada waktu tertentu akan menimbulkan gelombang pasang," tegasnya.

"Sekali lagi, alam tidak bisa kita lawan, yang bisa adalah kita menyesuaikan dengan kondisi alam," imbuhnya.

Diketahui, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menegaskan pemerintah tak akan mengubah jadwal cuti bersama yang akan jatuh pada 28 Oktober mendatang meski saat ini pandemi COVID-19 masih terjadi. 

"Berkaitan dengan masalah cuti dan libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2020, pertama rapat kabinet terbatas sesuai dengan arahan presiden menetapkan bahwa cuti dan libur dalam kaitannya peringatan Maulid Nabi tetap dilaksanakan. Jadi tidak ada perubahan," kata Muhadjir dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 19 Oktober.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengingatkan jajarannya untuk mencegah terjadinya penambahan kasus COVID-19 secara masif di tengah masyarakat saat libur panjang di akhir Oktober ini.

"Ratas hari ini kita akan berbicara yang berkaitan dengan antisipasi penyebaran COVID-19 berkaitan dengan libur panjang di akhir Oktober 2020. Mengingat kita memiliki pengalaman kemarin libur panjang 1,5 bulan lalu yang setelah itu terjadi kenaikan agak tinggi," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 19 Oktober.

Dia mengajak para menterinya untuk menyusun sejumlah strategi secara besama-sama agar kegiatan libur panjang dan cuti tak berdampak pada kenaikan kasus COVID-19. Apalagi, berdasarkan data per 18 Oktober, rata-rata kasus aktif di Indonesia berada lebih rendah dari kasus aktif dunia.

"Kasus aktif di Indonesia 17,69 persen. Ini lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 22,54 persen. Ini bagus sekali," tegas eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sementara, untuk angka kesembuhan di Indonesia saat ini, jumlahnya telah mencapai 78,84 persen yang juga lebih tinggi dari rata-rata kesembuhan dunia hanya berkisar di angka 74,67 persen. "Kemudian, dibandingkan bulan yang lalu, rata-rata kematian di Indonesia juga menurun dari 3,94 persen menjadi 3,45 persen. Sekali lagi, ini menurun dari bulan lalu," ungkapnya.

Sehingga berkaca dari angka tersebut, dia berharap jajaran menterinya segera menyiapkan berbagai strategi untuk menyambut libur panjang mendatang. "Ini perlu kita bicarakan agar kegiatan libur panjang dan cuti bersama ini jangan sampai berdapak pada kenaikan kasus COVID-19," katanya.