Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sudah menerima hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya. Dari hasil investigasi sejak 2 Oktober hingga 17 Oktober, disimpulkan peristiwa penembakan yang menewaskan seorang pendeta Yeremia Zanambani di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua diduga melibatkan oknum aparat.

"Mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, informasi dan fakta-fakta yang didapatkan tim di lapangan menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat," kata Mahfud saat menggelar konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Rabu, 21 Oktober.

Namun, terkait penembakan, kata Mahfud, hal ini diduga dilakukan oleh pihak ketiga. Setelah pemerintah menerima hasil dari TGPF Intan Jaya, Mahfud mengatakan, kasus ini bakal diselesaikan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. 

"Baik hukum pidana maupun hukum administrasi negara sejauh menyangkut tindak pidana yang berupa kekerasan dan atau pembunuhan. Pemerintah meminta Polri dan Kejaksaan menyelesaikan sesuai hukum berlaku tanpa pandang bulu," tegas eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Selain kasus penembakan yang menewaskan Pendeta Yeremia, TGPF juga melaporkan hasil investigasi terhadap tiga kasus kekerasan lainnya. Berdasarkan temuan tim investigasi yang dipimpin oleh Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi pihak yang bertanggungjawab terhadap tewasnya dua anggota TNI Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo serta seorang warga sipil bernama Badawi.

Sebelumnya, selama dua pekan bekerja sejak awal Oktober, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya menyebut pihaknya telah memeriksa sekitar 40 orang saksi dari berbagai unsur.

"Setelah kami tim semua berkumpul dan masing-masing melaporkan tentang siapa saja yang diwawacara, sudah ada 40 saksi. Ditambah dari Pak Sugeng (Wakil Ketua Tim Investigasi TGPF Sugeng Purnomo, red) yang perorangan dua orang," kata Ketua Tim Investigasi TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Sabtu, 17 Oktober.

Tim investigasi ini memang dipecah menjadi dua. Tim Benny Mamoto datang langsung ke Intan Jaya, sedangkan tim yang dipimpin Sugeng bergerak di Kota Jayapura.

"Jadi kalau dari sisi jumlah, dengan waktu yang singkat, kami merasa sudah maksimal. Informasi signifikan nanti disampaikan Pak Menko (Menko Polhukam Mahfud MD, red)," imbuhnya.

Diketahui, kematian Pendeta Yeremia pada September lalu dengan luka tembak di tubuhnya menimbulkan polemik karena adanya perbedaan pendapat antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan pihak TNI. KKB menuding TNI yang telah membuat Yeremia meninggal dengan luka tembak di tubuhnya sedangkan TNI justru menyebut KKB yang bertanggungjawab di balik kejadian tersebut.