JAKARTA - Direktur Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan memperingatkan, wabah penyakit endemik seperti cacar monyet dan demam lassa menjadi lebih persisten dan sering terjadi.
Karena perubahan iklim berkontribusi pada kondisi cuaca yang berubah dengan cepat seperti kekeringan, hewan dan manusia mengubah perilaku mencari makanan mereka. Akibatnya, penyakit yang biasanya beredar pada hewan semakin banyak menyerang manusia, katanya.
"Sayangnya, kemampuan untuk memperkuat penyakit itu dan menyebarkannya di dalam komunitas kita meningkat, jadi faktor munculnya penyakit dan amplifikasi penyakit telah meningkat," tukasnya seperti melansir Reuters 2 Juni.
Diketahui, cacar monyet biasanya menyebabkan gejala seperti flu dan lesi kulit berisi nanah, namun biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu, tetapi dapat membunuh sebagian kecil dari mereka yang terinfeksi.
Sejauh ini, kasus cacar monyet terus meningkat di luar Afrika, sebagian besar di Eropa, dan para ilmuwan mencoba mencari alasan di balik penyebarannya.
BACA JUGA:
Hingga Hari Rabu kemarin, , Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sejauh ini telah menerima laporan lebih dari 550 kasus penyakit virus yang dikonfirmasi dari 30 negara di luar Afrika.