Jumlah Kasus Menurun dan Melambat, WHO Percaya Cacar Monyet Bisa Dihilangkan di Eropa
Ilustrasi. (Pixabay/geralt)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) percaya cacar monyet dapat dihilangkan dari Eropa, berkaca dari penurunan dan perlambatan kasus infeksi di beberapa negara.

Ada tanda-tanda menggembirakan dari penurunan berkelanjutan dari minggu ke minggu dalam permulaan kasus di banyak negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Portugal, Spanyol dan Inggris.

Selain itu, perlambatan kasus infeksi juga terjadi di beberapa bagian Amerika Serikat, meskipun persediaan vaksin langka.

"Kami percaya kami dapat menghilangkan penularan cacar monyet yang berkelanjutan dari manusia ke manusia di wilayah (Eropa)," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Kluge, melansir Reuters 30 Agustus.

"Untuk bergerak menuju eliminasi, kita perlu segera meningkatkan upaya kita," sambungnya.

Peluncuran vaksin cacar monyet Bavarian Nordic telah dipengaruhi oleh terbatasnya pasokan suntikan, yang juga disetujui untuk mencegah cacar, meskipun regulator mengambil langkah-langkah untuk memperluas stok yang ada.

Diketahui, regulator AS, Uni Eropa dan Inggris telah mendukung perubahan cara pemberian vaksin dengan menyuntikkan sejumlah kecil suntikan secara intradermal, meningkatkan lima kali lipat dosis yang dapat digunakan dari satu botol.

Selain krisis pasokan vaksin, mengingat waktu yang dibutuhkan untuk menyebarkan vaksin dan untuk itu berlaku, faktor signifikan di balik perlambatan tampaknya deteksi dini, yang menyebabkan pasien mengisolasi diri lebih cepat, dan perubahan perilaku, kata Catherine Smallwood, petugas darurat senior dan manajer insiden cacar monyet di WHO/Eropa dalam konferensi pers.

"Kami memiliki beberapa bukti anekdot yang cukup bagus, bahwa orang, terutama pria yang berhubungan seks dengan pria yang berada dalam kelompok risiko tertentu, jauh lebih tahu tentang penyakit ini," terangnya.

Diketahui, lebih dari 47.600 kasus yang dikonfirmasi di 90 negara di mana monkeypox tidak endemik telah dilaporkan sejak awal Mei. WHO menyatakan wabah ini sebagai darurat kesehatan global.