Bagikan:

JAKARTA - Dua warga Palestina tewas di tangan tentara Israel dalam peristiwa terpisah, saat kekerasan meningkat beberapa waktu belakangan, dengan otoritas Palestina membantah tudingan yang disampaikan Israel.

Kekerasan di wilayah-wilayah di mana orang-orang Palestina mencari status negara, telah membara sejak pembicaraan damai yang disponsori AS terhenti pada tahun 2014. Ini telah berkobar lagi dalam beberapa pekan terakhir, dengan serangan Palestina yang fatal di dalam Israel dan serangan Israel yang mematikan.

Bentrokan antara warga Palestina dan tentara Israel pecah setelah gelap, ketika militer memasuki Desa Yabad untuk menghancurkan rumah seorang pria bersenjata Palestina, yang telah menembak mati lima orang di sebuah kota Israel pada 30 Maret.

Petugas medis dan penduduk mengatakan, penduduk desa melemparkan batu ke arah tentara yang menembaki mereka, seperti melansir Reuters 2 Juni.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, satu orang tewas dan dua lainnya terluka parah. Tidak segera jelas apakah mereka semua ambil bagian dalam konfrontasi langsung tersebut.

Sementara itu, pihak militer Israel tidak segera berkomentar terkait penyerangan tersebut, tetapi membenarkan tentaranya ada di sana untuk menghancurkan rumah pria bersenjata itu.

Dalam insiden terpisah, tentara Israel mengatakan "seorang penyerang bersenjatakan pisau maju ke arah seorang tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) yang sedang melakukan kegiatan keamanan rutin" di dekat desa Al Aroub.

"Para prajurit merespons dengan tembakan langsung," katanya.

Sebuah rumah sakit di dekat kota Palestina, Hebron, mengkonfirmasi kematian wanita itu. Adapun pihak Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pembunuhan itu sebagai 'eksekusi lapangan'.

"Dia sedang dalam perjalanan ke pekerjaannya dan tidak ada insiden di sana atau bahaya bagi para penjahat," sebut kementerian itu dalam sebuah pernyataan.