JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji penanganan COVID-19 di Asia. WHO bahkan menyerukan agar negara-negara Eropa dan Amerika Utara belajar dari negara Asia.
Pakar kedaruratan yang mewakili WHO, Mike Ryan menyampaikan hal itu. Secara spesifik, ia mengatakan setidaknya ada dua yang bisa ditiru: karantina dan pelacakan kontak pasien COVID-19.
Kawasan Eropa yang dipantau WHO --yang mencakup Rusia-- melaporkan kematian hingga 8.500 dalam sepekan terakhir. Sebagian negara bahkan tercatat mengalami lonjakan kasus hingga 50 persen.
Dalam beberapa bulan belakangan, otoritas di Australia, China, Jepang serta Korea Selatan berhasil mengurangi penyebaran virus dengan menemukan kasus, mengisolasi, dan mengarantina orang-orang terinfeksi dan terindikasi COVID-19.
Mike Ryan juga menyoroti para penduduk negara Asia yang menunjukkan "tingkat kepercayaan yang lebih tinggi" terhadap pemerintah mereka. "Dengan kata lain mereka berlari melewati garis finis dan seterusnya," kata Mike Ryan, dikutip Reuters, Selasa, 20 Oktober.
BACA JUGA:
"Mereka masih berlari, sebab mereka tahu bahwa pertandingan belum berakhir, bahwa garis finis itu salah. Begitu banyak negara yang menempatkan garis finis khayalan dan ketika mereka melewati ini mungkin mereka telah mengurangi kecepatan beberapa kegiatan mereka," tambahnya.
"Negara-negara di Asia, Asia selatan, Pasifik Barat yang menurut saya berhasil, benar-benar meneruskan kegiatan inti tersebut."
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak otoritas agar bertahan dalam perang melawan virus corona yang telah menginfeksi 40 juta orang lebih dan menelan lebih dari satu juta korban jiwa lainnya secara global. "Saya paham ada kelelahan, namun virus telah memperlihatkan bahwa begitu kita lengah, maka virus dapat muncul kembali dengan kecepatan yang sangat tinggi dan mengancam rumah sakit serta sistem kesehatan," kata Tedros.