JAKARTA - Finlandia harus berhenti 'melindungi' apa yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris, menganggap serius masalah keamanan Turki, jika ingin Turki menerimanya di NATO, kata juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada surat kabar Finlandia, Selasa.
"Masalahnya bukan karena Finlandia tidak akan memahami Turki. Finlandia menolak untuk menganggap serius masalah keamanan Turki," Direktur Komunikasi Presiden Turki Fahrettin Altun mengatakan kepada harian terbesar Finlandia Helsingin Sanomat melalui email, seperti melansir Reuters 31 Mei.
Turki keberatan dengan Finlandia dan Swedia bergabung dengan aliansi pertahanan Barat, dengan alasan mereka menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan lainnya yang dianggap teroris.
Selain itu, keberatan Turki juga didasarkan pada penghentian ekspor senjata dari Swedia dan Finlandia ke Ankara pada tahun 2019 silam.
Kata-kata Altun menggemakan apa yang dikatakan kepala penasihat kebijakan luar negeri Presiden Erdogan, Ibrahim Kalin kepada mitranya di AS pada Hari Senin, menyerukan kedua negara Nordik.
Kalin meenyerukan agar Swedia dan Finlandia segera "mengambil langkah-langkah konkret mengenai organisasi teroris yang mengancam keamanan nasional Turki".
"Pada akhirnya, Pemerintah Finlandia harus memutuskan mana yang lebih penting, bergabung dengan NATO atau melindungi organisasi semacam ini (teroris)," tegas Altun.
Diberitakan sebelumnya, Finlandia dan Swedia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 18 Mei lalu.
"Ini adalah momen bersejarah, yang harus kita rebut," ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada seremoni singkat di mana Duta Besar Swedia dan Finlandia untuk aliansi itu, menyerahkan surat lamaran mereka, masing-masing dalam map putih bergambar bendera nasional setiap negara.
BACA JUGA:
"Saya menyambut hangat permintaan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Anda adalah mitra terdekat kami, dan keanggotaan Anda di NATO akan meningkatkan keamanan bersama kami," sambung Stoltenberg.
Aliansi tersebut menganggap, aksesi Finlandia dan Swedia akan sangat memperkuat dan meningkatkan kemampuannya di Laut Baltik. Sementara mengenai keberatan Turki, Stoltenberg mengatakan hal tersebut bisa diselesaikan.
"Kami bertekad untuk mengatasi semua masalah dan mencapai kesimpulan cepat," tukas Stoltenberg, mencatat dukungan kuat dari semua sekutu lainnya.