Bagikan:

JAKARTA - Ketidakhadiran Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada pernikahan adik Presiden Joko Widodo, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstusi (MK) Anwar Usman mendapat sorotan publik.

Absennya Megawati memunculkan spekulasi, hubungan antara pimpinan partai banteng dengan Jokowi sudah merenggang.

Menanggapi hal itu, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, menilai Megawati tidak ingin politik tanah air diwarnai dengan praktik kolusi dan nepotisme.

Pasalnya, perkawinan itu melibatkan dua lembaga tinggi negara, di mana MK berwenang dalam memutuskan gugatan UU buatan pemerintah dan DPR yang diajukan masyarakat.

“Ketidakhadiran Bu Mega saat pernikahan adiknya Pak Jokowi dengan Ketua MK, bisa diartikan Bu Mega tidak setuju terciptanya potensi kolusi-nepotisme!” ujar Hendri di Jakarta, Jumat, 30 Mei.

Namun, pendiri Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) itu enggan menganalisa lebih jauh hubungan antara Megawati dan Jokowi saat ini. Sebab kata Hendri, hal tersebut sudah merupakan urusan pribadi.

“Tentang baik atau tidak relasi antara Mega dan Jokowi saat ini, biar lah mereka yang bicara, Kan udah gede,” katanya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR Puan Maharani, menjelaskan tidak dapat mengikuti secara langsung acara pernikahan lantaran ada kegiatan yang harus dihadiri di Bali pada waktu bersamaan.

Puan harus menjadi salah satu pembicara pada rapat pleno yang membahas evaluasi jangka menengah Kerangka Kerja Sendai (Sendai Framework).

Kendati demikian, Puan mengucapkan selamat atas pernikahan Anwar Usman dengan Idayati.

“Saya mengucapkan selamat kepada mempelai berdua. Mohon maaf tidak bisa hadir,” kata Puan Maharani, di Badung, Bali.

Diketahui, Anwar Usman resmi menikah dengan Idayati di Graha Saba Solo, Kamis, pukul 09.00 WIB. Wakil Presiden Ma’ruf Amin bertindak sebagai saksi akad nikah Idayati, sementara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menjadi saksi dari Anwar Usman.