JAKARTA - Paus Fransiskus pada Hari Minggu mengumumkan, dia akan menunjuk 21 kardinal baru, termasuk satu yang berbasis di Mongolia, saat dia sekali lagi memberikan sumbangsihnya pada masa depan Gereja Katolik Roma, dengan mengangkat lebih banyak kardinal dari negara berkembang ke peringkat tinggi.
Enam belas adalah kardinal pemilih di bawah 80 tahun, memenuhi syarat untuk memasuki konklaf untuk memilih penggantinya dari antara mereka sendiri setelah kematian atau pengunduran dirinya. Sebelas pemilih berasal dari atau berbasis di negara-negara di luar Eropa atau Amerika Utara, dikutip dari Reuters 30 Mei.
Kardinal menempati urutan kedua setelah paus dalam hierarki Gereja dan melayani sebagai penasihat terdekatnya di Vatikan dan di seluruh dunia. Karena kekuatan dan pengaruh historis kardinas, mereka masih disebut Pangeran Gereja, meskipun Paus Fransiskus telah mengatakan kepada mereka, untuk tidak hidup seperti bangsawan dan dekat dengan orang miskin.
Salah satu penunjukan penting adalah pengangkatan Uskup Robert McElroy dari San Diego, California, yang dipandang sebagai seorang yang progresif. Dengan memberikan San Diego kardinal pertamanya, Fransiskus melewati uskup agung konservatif di kota-kota besar San Francisco dan Los Angeles.
McElroy telah menjadi sekutu yang blak-blakan dari pendekatan pastoral Fransiskus dalam isu-isu seperti perlindungan lingkungan dan pendekatan yang lebih ramah terhadap umat Katolik gay.
Dia juga menentang Gereja konservatif AS, yang ingin melarang politisi Katolik menerima komuni karena dukungan mereka terhadap hak aborsi.
Setelah upacara 27 Agustus untuk secara resmi mengangkat mereka, yang dikenal sebagai konsistori, Paus Fransiskus akan mengangkat sekitar 82 dari sekitar 132 kardinal pemilih, meningkatkan kemungkinan bahwa penggantinya adalah seorang pria yang mencerminkan posisinya dalam isu-isu kunci.
Pada saat itu Paus pertama yang berasa dari Amerika Latin trsebut akan mengangkat sekitar 63 persen dari kardinal pemilih, semakin meningkatkan kehadiran mereka di negara berkembang, dan sekali lagi melonggarkan cengkeraman Eropa selama berabad-abad di College of Cardinals.
Ini akan menjadi konsistori kedelapan sejak Fransiskus, 85, terpilih pada tahun 2013 dan dengan masing-masing dia melanjutkan apa yang oleh seorang diplomat pada hari Minggu disebut "miring ke arah Asia," meningkatkan kemungkinan bahwa paus berikutnya bisa berasal dari wilayah tersebut.
Dengan mengangkat para kardinal di Singapura, Mongolia, India dan Timor Leste, Paus Fransiskus tampaknya berusaha meningkatkan prestise dan pengaruh Gereja di Asia, kekuatan ekonomi dan politik yang sedang tumbuh.
Para pemilih baru termasuk Uskup Agung Giorgio Marengo, seorang Italia yang saat ini menjadi administrator Gereja Katolik di Mongolia. Negara ini memiliki kurang dari 1.500 umat Katolik.
Tetapi, secara strategis signifikan karena berbatasan dengan China, di mana Vatikan berusaha memperbaiki situasi bagi umat Katolik di negara komunis itu. Pada usia 48, ia adalah yang termuda dari kardinal pemilih baru.
Kardinal pemilih lainnya berasal dari Prancis, Nigeria, Brasil, India, Amerika Serikat, Timor Leste, Italia, Ghana, Singapura, dan Paraguay. Tiga pejabat Vatikan yang akan diangkat menjadi kardinal pada Agustus datang dari Korea Selatan, Inggris dan Spanyol.
BACA JUGA:
Sekali lagi, Paus Fransiskus melewati uskup agung di kota-kota besar di Eropa dan Amerika yang secara tradisional memiliki kardinal sebelum pemilihannya pada tahun 2013, lebih memilih untuk menunjuk pria di tempat-tempat yang jauh di mana Gereja kecil atau tumbuh dan lebih bersemangat daripada di Eropa.
Kardinal baru dari negara berkembang lainnya termasuk uskup agung di Ekwulobia di Nigeria, Manaus dan Brasilia di Brasil, Goa dan Hyderabad di India, Wa di Ghana dan Asuncion di Paraguay.