Bagikan:

JAKARTA – Usai insiden pembacokan pelajar di Jalan Industri Kemayoran, Jakarta Pusat, aksi tawuran pelajar yang merenggut nyawa juga terjadi di Jalan Otista 3, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang berdekatan dengan peristiwa sebelumnya.  

Korban berinisial MF, seorang pelajar SMP di Jakarta Timur. MF meregang nyawa akibat sejumlah luka di tubuh akibat terkena sabetan senjata tajam pada Kamis, 26 Mei. Parahnya lagi, warga RT 005/01, Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur itu mendapat luka parah di bagian paru-paru. Meski sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawa korban tak tertolong.

Petugas kepolisian tengah melakukan penyelidikan melalui video amatir yang merekam aksi tawuran tersebut.

Kini MF telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Prumpung, Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur, Kamis, 26 Mei, kemarin sore.

Sementara itu Sulastri, ibu korban mengaku ikhlas atas kepergian putranya itu. Dia menyerahkan kasusnya ke pihak Kepolisian.

"Saya udah ikhlas aja ya. Saya serahkan ke pihak kepolisian," kata Sulastri kepada wartawan, Jumat, 27 Mei.

Sulastri mengatakan, di wilayah tempat tinggalnya itu baru kali ini terjadi aksi tawuran dan anaknya menjadi korban dengan kondisi mengenaskan.

"Karena tawuran. Luka di bagian paru, terbelah," ucapnya.

Sulastri mengetahui anaknya menjadi korban tawuran setelah mendapatkan informasi dari teman anaknya yang lebih dulu mengantar ke rumah sakit.

"Jadi awalnya saya cuma dengar teriakan tuh, temennya suruh ngambil motor nih disini, posisi di depan rumah saya. Terdengar teriakan, 'tolong ambilin motor gue tuh disitu'. Saya kaget langsung bangun (tidur)," katanya.

Setelah Sulastri terbangun, dirinya langsung mengecek ke lokasi kejadian, yakni dekat pasar Otista.

"Saya bilang, ya Allah anak siapa nih kok darah banyak banget ya, darah banyak banget di (gang) yang pas mau masuk. Terus kata orang pasar, mukanya (korban) sih muka Fajar itu," ujarnya.

Tak lama kemudian, ada telepon dari rumah sakit ke ibu korban yang menjelaskan kondisi korban sudah tidak bisa tertolong.

"Saya ke rumah sakit sekitar jam 02.30 WIB. Saya dateng ke rumah sakit, anak saya sudah tidak ada nyawa," ucap Sulastri.

Hingga kini, pihak keluarga korban belum mendapat informasi adanya penangkapan para pelaku yang menewaskan anaknya itu dari pihak kepolisian.

"Belum ada panggilan dari polisi, laporan sudah buat," katanya.