Negosiator Rusia Sebut Rusia Pertimbangkan Pertukaran Tahanan Resimen Azov Ukraina dengan Sekutu Presiden Putin
Viktor Medvedchuck. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/The Presidential Press and Information Office)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia akan mempertimbangkan untuk menukar tahanan dari Resimen Azov Ukraina dengan Viktor Medvedchuk, seorang pengusaha kaya Ukraina yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin, kata seorang perunding Rusia, Sabtu lalu.

"Kami akan mempelajari kemungkinan itu," kata Leonid Slutsky, anggota senior tim perunding Rusia di Ukraina, berbicara dari Kota Donetsk di tenggara Ukraina, lapor kantor berita RIA Novosti, dikutip dari Daily Sabah 21 Mei.

Medvedchuk (67) adalah salah satu orang terkaya di Ukraina dan dikenal dekat dengan Putin. Dia juga seorang politikus.

Dia melarikan diri dari tahanan rumah setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, tetapi kemudian berhasil ditangkap kembali oleh otoritas Ukraina pada pertengahan April lalu.

Pada Hari Jumat, tentara Rusia mengumumkan pembela terakhir dari kota pelabuhan strategis Mariupol, di tenggara Ukraina, telah menyerah setelah bertahan di pabrik baja Azovstal selama berminggu-minggu.

medvedchuck dan putin
Medvedchuck bersama Presiden Putin. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Russian Presidential Press and Information Office)

Di antara para pejuang Ukraina yang menyerah kepada pasukan Rusia adalah anggota resimen Azov, bekas unit paramiliter yang telah terintegrasi dengan angkatan bersenjata Ukraina.

Rusia menggambarkan unit tersebut, yang memiliki hubungan dengan kelompok sayap kanan, sebagai organisasi neo-Nazi.

Diketahui, Mahkamah Agung Rusia dijadwalkan untuk mempertimbangkan permintaan untuk mengklasifikasikan resimen Azov sebagai organisasi teroris, yang dapat memperumit pertukaran tahanan ini, pada pada tanggal 26 Mei.

Sementara itu, Denis Pushilin, pemimpin separatis Donetsk, mengatakan pada Hari Sabtu, tentara Ukraina yang bertempur di pabrik Azovstal harus diadili.

"Saya percaya bahwa kasus hukum tidak bisa dihindari. Keadilan harus ditegakkan," tegas Pushilin, dikutip oleh RIA Novosti pada konferensi pers yang sama di mana Slutsky berbicara.