SLEMAN - Sebanyak sembilan ekor domba milik seorang warga di kandang kelompok di Kapanewon (Kecamatan) Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK), Sabtu 21 Mei.
Menanggapi kejadian tersebut, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli dulu ternak dari luar Kabupaten Sleman. "Hasil temuan tersebut telah dikonfirmasi oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates pada 20 Mei," katanya.
Sebelumnya, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman telah mengirimkan sampel untuk diujikan akibat adanya laporan satu ekor domba yang menunjukkan gejala sakit.
"Jadi pada 6 Mei, seekor domba dilaporkan gejala sakit, diare, kurang nafsu makan, ujung bibir bengkak dan merah dan terdapat berkeropeng basah yang ditangani oleh Puskeswan di Berbah. Kemudian setelah observasi, diambil sampel swab untuk diuji PCR PMK," ujarnya.
Ia mengatakan, dari uji sampel swab domba pertama tersebut, pada 18 Mei BBVet Wates mengonfirmasi positif PMK. Dua hari kemudian DP3 Sleman bersama dengan BBVet Wates melakukan investigasi lapangan dan pengambilan sampel swab dan serum darah.
"Dari 15 sampel yang diujikan di BBVet Wates, hasilnya sembilan domba dinyatakan positif dan enam lainnya negatif," imbuhnya.
Kustini mengatakan, hasil penulusuran dari pemilik domba, bahwa dua domba yang positif tersebut belum lama ini dibeli dari Kabupaten Bantul dan dijadikan satu kandang dengan tujuh domba lainnya.
"Dari keterangan pemilik domba tersebut dibeli dari warga di daerah Bantul pada 30 April. Tetapi satu hari sebelumnya domba itu baru datang dari Garut, Jawa Barat. Jadi bisa dikatakan penularan kasus PMK ini akibat ternak dari luar Sleman," katanya.
Dari temuan tersebut, Kustini menegaskan bahwa Pemkab Sleman telah melakukan langkah penanganan terpadu semenjak ditemukan laporan ternak sakit hingga dinyatakan positif. Diantaranya dengan memberikan pengobatan suportif berupa vitamin A, D, E, desinfeksi peralatan dan area kandang setiap hari.
"Kami juga sudah minta agar kebersihan kandang diperhatikan. Karena hal itu juga bisa jadi mula awal penyakit yang kemudian bisa menyerang hewan ternak," katanya.
Saat ini satu ekor domba yang awalnya positif kondisinya sudah baik dan mau makan. "Sedangkan delapan ekor lainnya tidak bergejala dan dalam kondisi sehat," ujarnya.
BACA JUGA:
Ia mengatakan, populasi ternak di Kabupaten Sleman saat ini mencapai 99.929 yang terdiri dari sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba dan babi.
Dan ada sekitar 820 kelompok ternak mulai dari sapi potong, sapi perah, kambing, domba dan babi yang semuanya diawasi oleh DP3 Sleman.
Berkaca dari kejadian tersebut, Kustini meminta agar peternak maupun masyarakat di Sleman untuk sementara waktu tidak membeli hewan ternak dari luar Sleman. Serta melakukan disenfeksi rutin di kandang mandiri maupun kelompok untuk mencegah timbulnya penyakit.
"Untuk saat ini memang saya tekankan untuk tidak membeli atau memasukkan ternak dulu dari luar Sleman. Pemkab Sleman juga telah membuat tim monitoring dan pengawasan lalu lintas ternak untuk pengawasan. Dan melibatkan unsur-unsur terkait agar bisa melakukan respons cepat terhadap laporan masyarakat di tiap kapanewon," tandasnya.