Bagikan:

GUNUNG MAS - Bupati Gunung Mas Jaya S. Monong menargetkan 27.741 anak berusia sembilan bulan hingga 12 tahun di daerah itu menjadi sasaran imunisasi saat Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022.

"Target itu sebagai upaya mengejar imunisasi yang sempat kurang berjalan optimal akibat adanya pandemi COVID-19," katanya saat pencanangan BIAN di Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah, Antara, Kamis, 19 Mei.

Berdasarkan data Pemkab Gunung Mas, terjadi penurunan cakupan imunisasi secara signifikan akibat pandemi COVID-19. Rendahnya cakupan imunisasi itu berdampak timbulnya kejadian luar biasa (KLB) sejumlah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Ia mengatakan guna mencegah KLB serangan penyakit pada anak perlu penguatan imunisasi secara rutin. Program pemberian imunisasi tambahan kepada anak melalui BIAN 2022 selama 30 hari kerja.

"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat bagi orang tua yang mempunyai anak umur sembilan bulan sampai 12 tahun, agar dapat berpartisipasi dengan aktif mendampingi anak-anak mengikuti BIAN," kata Jaya.

Guna mencapai target 100 persen imunisasi anak di daerah setempat,  ia mengaku akan memantau langsung di beberapa desa/kelurahan. Pemantauan tersebut juga untuk memastikan BIAN berjalan dengan baik, aman, dan lancar.

Dia meminta tenaga kesehatan segera berkoordinasi dengan pihak terkait jika menemui kendala di lapangan selama pelaksanaan BIAN, supaya dapat segera dicari jalan keluar untuk mengatasinya.

Pada kesempatan ini, Jaya dan istrinya, Mimie Mariatie, juga menyempatkan mendampingi buah hati mereka untuk mengikuti BIAN.

Dia berharap, para orang tua tidak ragu membawa anak-anak mereka untuk mengikuti BIAN.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas Arnold mengatakan BIAN dilaksanakan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, seperti puskesmas, puskesmas pembantu, dan rumah sakit pemerintah.

"BIAN juga dapat dilakukan di pos pelayanan, seperti pos pelayanan di sekolah, pos pelayanan terpadu, lapangan, 'drive thru' (layanan tanpa turun), pelaksanaan imunisasi 'mobile' (bergerak), dan pelayanan kesehatan bergerak lainnya," demikian Arnold.