Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel tidak berencana untuk menyelidiki pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, menurut laporan media Israel, yang membuat pihak keluarga mengulangi seruan mereka untuk penyelidikan transparan atas penembakan terjadi.

Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer Israel percaya, penyelidikan yang memperlakukan tentara Israel sebagai tersangka akan mengarah pada oposisi dalam masyarakat Israel, surat kabar Israel Ha'aretz melaporkan pada hari Kamis.

Penyelidikan sebelumnya atas pembunuhan warga Palestina oleh tentara Israel telah menimbulkan kontroversi di Israel, dengan banyak orang Israel percaya tentara mereka tidak boleh dituntut atas tindakan tersebut.

Menanggapi laporan tersebut, keluarga Abu Akleh mengatakan mereka tidak terkejut oleh militer Israel, yang berpotensi tidak menyelidiki kematian Abu Akleh.

"Kami mengharapkan ini dari pihak Israel. Itu sebabnya kami tidak ingin mereka berpartisipasi dalam penyelidikan," kata keluarga dalam sebuah pernyataan kepada Al Jazeera, seperti dikutip 19 Mei.

"Kami ingin meminta pertanggungjawaban siapa pun yang bertanggung jawab atas tindakan ini. Kami mendesak Amerika Serikat khususnya, karena dia adalah warga negara AS, dan komunitas internasional untuk membuka penyelidikan yang adil dan transparan dan untuk mengakhiri pembunuhan," tandasnya.

Shireen Abu Akleh (51), dibunuh oleh seorang tentara Israel Rabu lalu, menurut saksi dan rekan yang hadir ketika dia ditembak saat meliput serangan militer Israel di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Wartawan veteran, yang telah menghabiskan hampir tiga dekade meliput Tepi Barat dan Jalur Gaza, mengenakan helm dan rompi dengan kata "pers" terpampang di atasnya.

Dia tertembak di bagian belakang leher, di ruang kecil antara helm dan rompi. Tembakan terus terjadi ketika rekan-rekan dan orang-orang di sekitar berusaha membantunya.

Abu Akleh adalah warga negara AS yang tinggal di Yerusalem Timur yang diduduki. Pihak keluarga menerima jaminan dari pemerintah AS bahwa pembunuhannya akan diselidiki.

Untuk diketahui, pecahan peluru diambil dari tubuh Abu Akleh tetapi Otoritas Palestina menolak memberikan bukti kepada Israel, mengatakan Israel memiliki sejarah panjang tidak menyelidiki kematian warga Palestina dengan benar, hanya mengeluarkan hukuman ringan atau peringatan kepada tentaranya yang telah melakukan pembunuhan