Sindir Uji Coba Senjata Hipersonik AS, Rusia: Uji Coba Mereka Tidak Mencapai Mach 5, Rudal Kinzhal Kami Mencapai Mach 8
Pesawat pembom B-52 H Stratofortress membawa rudal AGM-183A ARRW. (Wikimedia Commons/US Air Force/Christopher Okula)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia menyebut uji coba senjata hipersonik yang dilakukan Amerika Serikat, merupakan upaya untuk mengejar ketertinggalan, dengan klaim kemampuan rudal Moskow mengungguli Washington.

Mantan kepala markas Pasukan Rudal Strategis Rusia Kolonel Jenderal Viktor Yesin mengatakan, AS membuat upaya untuk mengejar ketinggalan dengan Rusia dalam pengembangan rudal hipersonik berbasis udara.

"Uji coba rudal berbasis udara AS tidak dapat mencapai kecepatan Mach 5. Di sinilah kecepatan hipersonik dimulai. Tetapi rudal Kinzhal kami telah lama mencapai Mach 8," ujarnya kepada TASS seperti dikutip 18 Mei.

Pakar mencatat rudal hipersonik dapat bertenaga (jelajah) atau tanpa mesin (kendaraan meluncur), contoh yang terakhir adalah rudal Avangard, yang dapat melebihi kecepatan Mach 20.

"Tetapi mereka tidak ada bandingannya, karena rudal hipersonik bertenaga jauh lebih kompleks daripada tanpa mesin," tambah Yesin.

Di Rusia, rudal hipersonik jelajah dibangun, khususnya, oleh NPO Mashinostroyeniya, yang mengembangkan rudal Zirkon berbasis angkatan laut.

rudal hipersonik agm-183a
Rudal hipersonik AGM-183A ARRW (putih). (Wikimedia Commons/US Air Force/Christopher Okula)

Diberitakan sebelumnya, Angkatan Udara Amerika Serikat mengumumkan berhasil melakukan uji coba peluncuran senjata hipersonik, diklaim mampu terbang hingga lima kali kecepatan suara pada Hari Senin.

Dilakukan di lepas pantai California Selatan pada Sabtu lalu, uji coba tersebut melibatkan pesawat pembom B-52 yang melepaskan Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW), rudal AGM-183A menurut angkatan udara.

Sebelumnya, Angkatan Udara AS melaporkan uji coba prototipe senjata hipersonik yang berhasil dalam program ARRW. Rudal AGM-183A telah mencapai kecepatan lima kali kecepatan suara.

"Ini adalah pencapaian besar oleh tim ARRW, untuk perusahaan senjata, dan Angkatan Udara kami," kata Brigjen Heath Collins, pejabat eksekutif program Angkatan Udara untuk senjata seperti mengutip CNN.

ARRW adalah senjata hipersonik yang menggunakan roket pendorong untuk mempercepat rudal hingga kecepatan lebih dari Mach 5, atau lima kali kecepatan suara. Sebuah kendaraan meluncur hipersonik kemudian memisahkan diri dari booster dan meluncur dengan kecepatan tinggi menuju sasarannya.

Sebelumnya, Angkatan Udara AS telah berjuang untuk melakukan pengujian AGM-183A ARRW, di mana tim sempat mengalami tiga kali kegagalan uji terbang, sebelum akhirnya berhasil.