Bagikan:

JAKARTA - ABC News melaporkan, seorang pejabat AS menduga ada kesengajaan di balik kecelakaan pesawat China Eastern Airlines yang menewaskan 132 orang.

Pesawat Boeing 737-800 itu lepas landas dari Kunming ke Guangzhou pada 21 Maret lalu. Tidak berapa lama, jatuh ke daerah pegunungan di Guangxi, China. Seluruh manusia yang ada di dalam pesawat itu tewas.

Isu ini pertama kali ditayangkan oleh The Wall Street Journal. Kata media ternama itu, data penerbangan dari salah satu kotak hitam Boeing 737-800 menunjukkan, seseorang di kokpit sengaja menabrakkan pesawat.

Para pejabat yang berbicara kepada ABC News menjelaskan, sayap pesawat tidak terpasang dan roda pendarat tidak diturunkan. Penurunan hampir tegak lurus dan itu yang membuat mereka yakin dengan dugaan tersebut.

Saking kuatnya pesawat menghujam tanah, menciptakan lubang sedalam 66 kaki di tanah.

Dikutip dari CNBC, pihak Boeing , dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menolak berkomentar. Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), yang memimpin penyelidikan, juga memilih bungkam.

Asal tahu saja, ini adalah bencana penerbangan paling mematikan di China daratan dalam 28 tahun.

Saat kejadian, pilot tidak menanggapi panggilan berulang dari pengontrol lalu lintas udara dan pesawat terdekat ketika penurunan drastis terjadi. Satu sumber mengatakan kepada Reuters bahwa para penyelidik sedang mencari tahu apakah kecelakaan itu adalah tindakan “sukarela”.

CAAC mengatakan pada 11 April dalam menanggapi desas-desus di internet tentang kecelakaan yang disengaja bahwa spekulasi itu “sangat menyesatkan publik” dan “mengganggu pekerjaan investigasi kecelakaan.”