Galang Wakaf Pesantren Usai Rencana <i>Shopping</i> ke Singapura Batal, Gun Romli Sindir Ustaz Abdul Somad: Diketawain Patung Singa
Aktivis NU Gun Romli (Tangkap Layar Youtube Cokro TV)

Bagikan:

JAKARTA - Ustaz Abdul Somad (UAS) mengajak masyarakat mengalihkan uang belanja ke Singapura untuk wakaf pembangunan pesantren Nurul Azhar usai dirinya ditolak oleh otoritas Singapura. Hal ini diungkapkan UAS lewat unggahan di akun Instagram resmi miliknya, @ustadzabdulsomad_official.

Hal ini mendapat perhatian dari aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Guntur Romli. Lewat cuitan di akun Twitter-nya @GunRomli, Gun Romli memberikan sindiran pedas.

"Setelah dicekal gak bisa berlibur & belanja di Singapore skrng ngomong wakaf pesantren. Pdhal sblumnya jg berbusa2 ngomong sedekah & wakaf, eh malah mau liburan & belanja ke Singapore. Skrng mau boikot Singapore? Diketawain patung singa," tulis Gun Romli dikutip Rabu, 18 Mei. 

Dia menambahkan, rencana UAS belanja ke Singapura jelas membantu perekonomian negara tersebut. Ironisnya, negara dan 'tetangga' UAS sendiri saat ini tengah menghadapi kesulitan.

"Berlibur & belanja di Singapore katanya ingin membantu meningkatkan ekonomi Singapore, pdhal tetangga & negerinya lebih sangat terdampak. Klau lagi penggalangan dana sih jualan tragedi: kapal selam, Gaza, Suriah, tp mau ngabisin duitnya malah ke Singapore," sindir politikus PSI ini. 

Sebelumnya, Dubes Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menyebut UAS bukan dideportasi, tetapi ditolak masuk."Beliau tidak dideportasi tetapi tidak mendapatkan izin untuk masuk Singapura. Jadi diminta kembali ke Indonesia,” kata Suryopratomo, Selasa, 17 Mei.

Hanya saja soal alasan, dia menjelaskan, pihaknya tidak bisa mengungkapkan dan melempar pertanyaan ke Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura di Jakarta.

“Kalau alasannya yang tepat mungkin tanyakan kepada Kedubes Singapura di Jakarta. Karena mereka yang lebih berhak menjelaskan alasannya,” imbuh Suryopratomo.

Sementara itu otoritas Singapura memberikan penjelasan menganai alasan penolakan UAS yang diterbitkan pada Selasa, 17 Mei. Berikut alasannya.

1. Kementerian Dalam Negeri (MHA) mengkonfirmasi bahwa pendakwah Indonesia Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam teman perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama.

2. Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi “syahid”. Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal “jin (roh/setan) kafir”. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai “kafir” (kafir).

3. Masuknya pengunjung ke Singapura bukanlah otomatis atau hak. Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.