Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura mengungkapkan alasan Ustaz Abdul Somad alias UAS ditolak masuk Singapura. UAS dianggap menganut ajaran ekstremis.

"Somad diketahui menyebarluaskan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama di Singapura," bunyi pernyataan Kemendagri Singapura dalam situs resminya, dikutip Rabu 18 Mei.

Kemendagri Singapura juga menyebutkan UAS acap kali membuat pernyataan di publik secara terang-terangan merendahkan penganut agama lain. Singapura mencatat UAS pernah memberikan komentar non-Muslim sebagai orang kafir

"Seperti Somad menyampaikan khotbah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi syahid. Ia [UAS] juga membuat komentar merendahkan penganut agama lain seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal jin kafir. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai orang kafir," sambung pernyataan.

Pegiat media sosial Denny Siregar menanggapi alasan UAS ditolak masuk Singapura. Denny menganggap wajar hal itu terjadi.

"Singapura itu emang keras banget sama yang radikal2 agama. Bahkan disana kabarnya, cukup dgn UU terorisme mereka, bicara tentang agama dlm bentuk kekerasan sdh ditangkap," ujar Denny dalam akun Twitternya, @Dennysiregar7.

Denny mengatakan Singapura dihuni oleh multietnis dan multiagama. Mencegah potensi konflik dan ketegangan di tengah warganya, Pemerintah Singapura memiliki aturan tegas terhadap mereka yang kerap memberikan pernyataan menyetujui atau membenarkan kekerasan.

"Jadi, kalo si Somad itu ditolak masuk Singapura, itu berarti mereka merekam jejak radikalisme di org itu," tandasnya.