JAKARTA - Politikus PSI sekaligus kuasa hukum Ade Armando, Muannas Alaidid, meminta Ustaz Abdul Somad alias UAS introspeksi diri dengan kasus yang menimpanya ketika ingin masuk Singapura.
Tak hanya kepada UAS, kasus ini menjadi pelajaran kepada para pendakwah di Tanah Air agar lebih memperhatikan konten ceramahnya. Alih-alih masih menyerempet provokasi, kata dia, pendakwah sebaiknya mengedepankan ceramah agama yang edukatif.
"Kasus UAS clear, justru harus jadi pembelajaran banyak pihak khsusnya pendakwah lain untuk lebih kedepankan edukatif dan mencerahkan bukan memecah belah. Singapura negara maju dan berdaulat, tak ada ruang kebencian beda dengan kita," kata Muannas, dikutip dari akun Twitternya, @muannas_alaidid, Kamis 19 Mei.
BACA JUGA:
Muannas juga mendorong kasus ini tidak menjadi berlarut-larut. Menurutnya Pemerintah Singapura sudah jelas memiliki konstitusi yang tegas soal rekam jejak hingga konten seseorang.
Maka dari itu, Muannas meminta UAS yang dicap penceramah ektremis oleh Kementerian Dalam Negeri Singapura sehingga tidak diizinkan masuk negara tetangga itu kembali mawas diri dalam bertindak.
"UAS mestinya introspeksi dan sadar diri," ujarnya.
UAS dan rombongan yang seluruhnya berjumlah tujuh orang dilarang masuk Singapura saat saat tiba di Pelabuhan Tanah Merah pada Senin, 16 Mei.
UAS mendapat perlakuan demikian lantaran Singapura menilai pendakwah asal Sumatera Utara itu ekstremis yang mengajarkan segregasi. Karakter itu tidak diterima di Singapura yang multiras dan multiagama.
Alasan lain, lantaran konten ceramah UAS terdahulu soal bom bunuh diri ternyata tidak ditolerir Pemerintah Singapura. Serta jejak ceramah UAS yang dianggap kerap merendahkan penganut agama lain juga membuat Ustaz Abdul Somad tidak diperbolehkan masuk Singapura.