JAKARTA - Mantan Menteri BUMN, Laksamana Sukardi, menyebut anak-anak menjadi terbiasa melihat tontotan di medsos yang sebenarnya tak sesuai dengan usia mereka. Konten-konten tersebut berisi kebencian, intoleransi, pertikaian pendapat dan hal tidak berguna lainnya.
Tontonan tersebut dikhawatirkan bisa meracuni akal sehat dan penalaran anak-anak. Untuk itu, diperlukan tindakan pencegahan.
Hal inilah yang membuat Laksamana Sukardi ingin membuat konten YouTube ramah anak. Dalam pembuatannya, Laksamana Sukardi menggandeng seniman Harry Tjahjono.
Keduanya akan berkolaborasi untuk membuat konten klip lagu tentang tanah air, lingkungan hidup, toleransi, kasih sayang, patriotisme dan hal lain yang diperlukan untuk membangun karakter anak Indonesia.
"Perlu dicegah keracunan mental akibat media sosial yang tidak mendidik, seperti sifat materialistis, intoleransi, tidak santun dan lain-lain," tegas Laksamana Sukardi, dalam keterangan tertulis, Senin, 16 Mei.
Dia menambahkan, sosial media saat ini memiliki peran penting, yaitu menggantikan media tradisional. Media sosial kini sangat berpengaruh dalam penentuan kualitas anak bangsa melalui proses pendidikan.
"Melalui media sosial kita bisa membangun nasionalisme dan karakter bangsa. Dan itu harus dimulai dari anak anak," papar Laksamana Sukardi.
BACA JUGA:
Harry Tjahjono turut senang bisa dilibatkan dalam kegiatan ini. Dia mengaku mengenal Laksamana Sukardi tahun 2008 saat menjadi komunikator budaya. Ketika itu, Laksamana Sukardi mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan.
"Pak LS lalu mendorong dan mendukung saya untuk menerjemahkan hal tersebut dalam bentuk konten klip di YouTube dan medsos. Dan saya diberikan kebebasan kreatif untuk mengarang 100 lagu anak Indonesia, yang bermuatan kearifan lokal dan hal-hal positif lainnya," turut Harry Tjahjono.
Sejak 23 Maret 2022, Harry sebenarnya sudah menulis lagu, membuat video klip secara sederhana, dan menguploadnya ke akun YouTube Konten tersebut kini telah hadir di kanal youtube Klip Klap Klub, yang berisi video klip sederhana, lagu-lagu ciptaan Harry Tjahjono.
Penulis lagu "Harta Berharga" kelahiran Madiun, 5 Februari 1954 itu menuturkan, awal Februari 2022, diundang ngobrol di rumahnya, tentang banyak hal. Akhirnya obrolan masuk mengenai pengaruh media sosial terhadap dunia anak-anak Indonesia seperti TikTok, YouTube, Instagram dan game online.
"Saya bersyukur konsep tersebut diterima sebagian besar penonton. Salah satunya, klip Jamu Leluhur , dalam delapan hari sudah dilihat 61.000 viewer.
"Memang diperlukan upaya melalui KlipKlapKlub untuk membangun mental dan karakter bangsa sejak dini. Dengan pendekatan edutainment (edukasi dan entertainment). Memperkenalkan kearifan dan karakter bangsa melalui lagu anak anak dan video klip yang menghibur dan mendidik," kata Laksamana Sukardi, mengomentari tayangan KlipKlapKlub di kanal youtube.