Bagikan:

JAKARTA - Bencana tanah bergerak melanda Jampang Cikoneng, Kabupaten Lebak, Banten. Tak ada korban jiwa, namun beberapa rumah warga rata dengan tanah.

Warga Jampang Cikoneng kini sebagian tinggal bersama kerabat maupun orang tua di luar daerah. Ada juga yang memilih tinggal di tenda pengungsian.

Bahkan, ada yang nekat menempati rumah dengan kondisi terancam roboh.

"Kami, malam itu, menginap di rumah kerabat, sehingga selamat dari reruntuhan bangunan rumah," kata Marhadi (45), seorang pemilik rumah warga Jampang Cikoneng, seperti dilansir Antara, Senin, 16 Mei.

Saat ini, kata dia, jumlah rumah yang terdampak bencana tanah bergerak di daerah itu sebanyak 41 kepala keluarga ( KK).

"Kami sejak sepekan itu sudah tidak menempati rumah usai dinding dan bagian atap terpisah akibat tanah bergerak," katanya menjelaskan.

Dia kini bingung setelah rumahnya roboh karena tidak memiliki uang untuk kembali membangun tempat tinggal.

Pemerintah setempat sejak tahun 2019 hingga kini belum merealisasikan pembangunan rumah hunian tetap. Padahal, kata dia, tahap pertama sebanyak 73 unit rumah sudah dibangun rumah hunian tetap bagi warga korban tanah bergerak.

"Kami berharap pemerintah segera membangun rumah hunian tetap agar warga korban bencana alam bisa hidup nyaman," curhatnya.

Sarnata, tokoh masyarakat setempat, mengatakan sejak tiga tahun terakhir tercatat 41 rumah yang kondisinya rusak berat dan sedang akibat tanah bergerak. Selama ini, mereka menunggu kepastian untuk direlokasi agar hidup nyaman dan aman.

"Kami menyambut positif setelah pemerintah setempat menjanjikan tahun ini bisa dialokasikan untuk rumah hunian tetap," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengimbau masyarakat yang kondisi rumahnya terancam roboh agar mengungsi ke tempat lain untuk menghindari kecelakaan.

Sebab, saat ini curah hujan cenderung meningkat, sehingga dikhawatirkan rumah mereka roboh.

BPBD Lebak juga kini sudah mengajukan tahap dua warga korban bencana tanah bergerak di Kampung Jampang Kuning, Desa Sidomanik, Kecamatan Cimarga.

"Kami mengajukan anggaran relokasi untuk rumah hunian tetap itu senilai Rp1 miliar," katanya.*