JAKARTA - Rusia memasok 40 persen pasokan gas ke Uni Eropa (UE) dan memenuhi 26 persen impor minyak Uni Eropa. Tapi kini, mereka sepakat mengambil langkah besar, menghapus ketergantungan dari minyak Rusia.
Inilah pukulan paling teranyar yang bisa diberikan negara-negara Eropa sebagai hukuman kepada Rusia yang belum juga mau menghentikan invasinya di tanah Ukraina.
"Sekarang kami mengatasi ketergantungan kami pada minyak Rusia. Mari kita perjelas: itu tidak akan mudah," ucap Presiden Uni Eropa, Ursula von der Leyen dikutip dari laman resmi Uni Eropa, Rabu 4 Mei.
Ursula von der Leyen benar, kalau langkah ini pasti tidak mudah. Tidak sedikit anggota Uni Eropa yang sangat bergantung terhadap minyak Rusia.
Apalagi penghapusan ini akan meliputi impor secara lengkap. Maksudnya untuk semua minyak Rusia, lintas laut dan pipa, minyak mentah dan sulingan.
"Kami akan memastikan bahwa kami menghapus minyak Rusia secara bertahap, dengan cara yang memungkinkan kami dan mitra kami untuk mengamankan rute pasokan alternatif dan meminimalkan dampak pada pasar global," kata bekas Menteri Pertahanan Jerman ini.
"Inilah sebabnya mengapa kami akan menghentikan pasokan minyak mentah Rusia dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun," jelasnya lagi.
"Jadi, kami memaksimalkan tekanan pada Rusia, sementara pada saat yang sama meminimalkan kerusakan jaminan pada kami dan mitra kami di seluruh dunia. Karena untuk membantu Ukraina, ekonomi kita sendiri harus tetap kuat," tegasnya.
BACA JUGA:
Ursula von der Leyen jelas ingin supaya Ukraina bisa memenangkan peperangan ini. Sambil lalu, Uni Eropa juga akan mengatur kondisi di Ukraina setelah perang berakhir.
"Langkah pertama adalah bantuan segera. Ini tentang dukungan ekonomi jangka pendek untuk membantu Ukraina mengatasi dampak perang, seperti yang kami lakukan dengan paket bantuan keuangan makro kami dan dengan dukungan langsung ke anggaran Ukraina," jelas dia.
Eropa juga memastikan, semua perwira militer berpangkat tinggi dan individu lain yang melakukan kejahatan perang di Bucha dan yang bertanggung jawab atas pengepungan kota Mariupol, akan diminta bertanggung jawab.
"Kami tahu siapa Anda, dan Anda akan dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.