Uni Eropa Setujui Sanksi Baru Terhadap Rusia, Josep Borrell: Itu akan Sangat Merugikan
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. (Sumber: Kementerian Luar Negeri Indonesia)

Bagikan:

JAKARTA - Uni Eropa menyetujui sanksi baru terhadap Rusia yang akan memasukkan lebih banyak politisi, anggota parlemen dan pejabat ke daftar hitam, melarang investor UE berdagang obligasi negara Rusia, menargetkan impor dan ekspor dengan entitas separatis.

Namun, para menteri luar negeri Uni Eropa memilih untuk tidak memberikan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell setelah pertemuan di Paris pada hari Selasa.

Pengakuan resmi Rusia atas dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima atas kedaulatan Ukraina, kata Borrell.

"Paket sanksi yang telah disetujui dengan suara bulat oleh negara-negara anggota akan merugikan Rusia, dan itu akan sangat merugikan," kata Borrell pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada pertemuan di Paris, melansir Reuters 23 Februari.

Secara terpisah, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan kepada Reuters agresi Rusia lebih lanjut di Ukraina akan menghasilkan lebih banyak sanksi, berkoordinasi dengan Amerika Serikat.

Paket sanksi mencakup semua anggota majelis rendah parlemen Rusia yang memberikan suara mendukung pengakuan wilayah yang memisahkan diri, membekukan aset apa pun yang mereka miliki di UE dan melarang mereka bepergian ke blok tersebut.

Tidak segera jelas kapan sanksi itu akan berlaku, tetapi para diplomat mengharapkannya dalam beberapa jam atau hari mendatang, ketika nama dan rincian akan diumumkan.

"Kami akan menargetkan 27 individu dan entitas yang memainkan peran dalam merusak atau mengancam integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina," ungkap Borrell.

Lebih jauh Borrell mengatakan individu dan entitas itu berada di sektor pertahanan, perbankan, dan keuangan Rusia.

"Kami menargetkan kemampuan negara dan pemerintah Rusia untuk mengakses pasar dan layanan modal dan keuangan kami," paparnya. Bank yang terlibat dalam pembiayaan kegiatan separatis di Ukraina timur juga akan menjadi sasaran.

Kedua wilayah juga dapat dihapus dari kesepakatan perdagangan bebas antara UE dan Ukraina, "untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab dengan jelas merasakan konsekuensi ekonomi dari tindakan ilegal dan agresif mereka," kata pernyataan UE.

Selain itu, Borrell mengucapkan selamat atas keputusan Jerman untuk menempatkan proyek pipa gas Nord Stream 2 di atas es, yang bisa dibilang merupakan reaksi paling luas terhadap langkah Moskow pada Senin malam. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga memuji Berlin.

Mengambil langkah-langkah untuk membatasi atau melarang akses Rusia ke sistem pembayaran antar bank global SWIFT yang berbasis di Belgia, yang digunakan untuk aliran uang Rusia tidak serta merta menjadi bagian dari sanksi UE.

Uni Eropa telah berulang kali mengatakan siap untuk memaksakan 'konsekuensi besar' pada ekonomi Rusia jika Moskow menginvasi Ukraina, tetapi juga mencatat, mengingat energi dan hubungan perdagangan Uni Eropa yang dekat dengan Rusia, Uni Eropa ingin bergerak secara bertahap.

Diketahui, tidak semua dari 27 negara anggota blok tersebut memiliki hubungan yang sama dengan Rusia atau ketergantungan pada gasnya, yang pada akhirnya dapat memperumit penerapan sanksi lebih lanjut.

Pejabat dan diplomat Uni Eropa mengatakan beberapa negara Uni Eropa, termasuk Austria, Hongaria dan Italia, sekutu terdekat Rusia di blok tersebut, akan lebih memilih sanksi yang lebih terbatas sebagai tanggapan atas langkah Presiden Putin di Ukraina timur.

Adapun Perdana Menteri Italia Mario Draghi, yang negaranya bergantung pada Rusia untuk sebagian besar gasnya, mengatakan pada konferensi pers di Roma bahwa sanksi apa pun tidak boleh termasuk impor energi.

Untuk diketahui, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Hari Selasa juga mengumumkan sanksi baru terhadap elite Rusia dan dua bank, ketika Barat mencoba untuk menghentikan invasi habis-habisan ke Ukraina dengan menghukum Moskow, karena memerintahkan pasukan ke dua wilayah separatis yang telah diakuinya.